JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan pohon di kawasan Monas, Jakarta Pusat, ditebang. Penebangan pohon itu dilakukan demi proyek revitalisasi Monas.
Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga menilai, Pemerintah DKI Jakarta lebih mementingkan beautifikasi, istilah mempercantik yang biasa dipakai Gubernur DKI Anies Baswedan.
Sebab, menurut dia, revitalisasi Monas tidak akan menambah luas ruang tata hijau (RTH).
"Dinas Pertamanan tidak pernah serius menambah RTH baru, sayang dana ratusan miliar rupiah hanya untuk satu taman dan itu tidak menambah luas RTH baru, sama sekali hanya mementingkan beautifikasi saja," ujar Nirwono melalui pesan tertulis, Rabu (22/1/2020).
Baca juga: Gaduh Revitalisasi Monas: Pohon Ditebang hingga Kontraktor Diragukan
Ia menilai, revitalisasi Monas ini dikerjakan tanpa rencana yang matang.
Sebab untuk revitalisasi, seharusnya Pemprov DKI tidak perlu menebang ratusan pohon di kawasan Monas.
"Tidak ada kejelasan kenapa ratusan pohon tersebut ditebang, harusnya desainnya menyesuaikan dengan kondisi pohon yang ada," ujar Nirwono.
Nirwono juga mendorong Dinas Pertamanan untuk menjelaskan ke publik bagaimana rencana induk penataan monas yang sebenarnya.
"Penjelasannya harus jelas karena Monas seharusnya masuk sebagai lansekap cagar budaya, jadi tidak bisa sembarangan merancang dan membangunnya," kata Nirwono.
Ia menyarankan pemerintah untuk menambah luas RTH baru sebagai daerah resapan air.
"Lebih penting buat RTH baru untuk mengurangi dampak banjir (dibanding revitalisasi Monas)," tuturnya.
Baca juga: Konsep Revitalisasi Monas, dari Bangun Plaza hingga Kolam Refleksi
Pemprov DKI Jakarta sedang merevitalisasi kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.
Revitalisasi dimulai setelah penandatangan kontrak dengan pemenang lelang PT Bahana Prima Nusantara pada November 2019
PT Bahana Prima Nusantara mengerjakan proyek revitalisasi pelataran sisi selatan kawasan Monas. Anggaran diambil dari APBD DKI Jakarta tahun 2019.
Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan (Citata) DKI Jakarta Heru Hermawanto berujar, mengacu pada desain awal kawasan Monas, sisi selatan itu harusnya berbentuk plaza, bukan ditanami pohon-pohon.
Karena itu, revitalisasi sisi selatan dilakukan untuk mengembalikan area tersebut sesuai desain awal. Pohon-pohon yang ditebang dipindahkan ke tempat seharusnya.
"Kalau memang di situ asli penempatan (pohon)-nya, enggak apa-apa, (tetapi) kan rancangannya enggak begitu. Itu pelataran, cuma ketutup sementara, akhirnya ditanami pohon," kata Heru, Selasa (21/1/2020).
"Di dalam rancangan dulu yang pernah ditetapkan itu kan sebenarnya kayak plaza, cuma di dalam praktiknya ditanami pohon," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.