Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarawan Ingatkan Revitalisasi Monas Harus Lahir Batin, Sesuai Tujuan Awal Pembangunannya

Kompas.com - 23/01/2020, 15:16 WIB
Singgih Wiryono,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejarawan JJ Rizal mengatakan semestinya Pemerintah Pusat sebagai pemilik kawasan Monas maupun Pemprov DKI Jakarta sebagai pengelola tidak sekadar merevitalisasi bangunan fisik kawasan Monas.

JJ Rizal berharap revitalisasi itu disesuaikan dengan tujuan Monas didirikan.

"Jangan hanya lahirnya yang diperbaiki tapi juga batinnya," kata Rizal saat dihubungi Kompas.com, Kamis (23/1/2020).

Dia mengatakan, Bung Karno membuat kawasan Monas seperti layaknya taman di sebuah keraton kerajaan-kerajaan Jawa. Taman semacam itu biasanya hanya orang-orang spesial saja yang bisa merasakannya.

Baca juga: Ribut Masalah Izin Revitalisasi, Sejarawan Sebut Monas Salah Urus Sejak Dulu

Namun Bung Karno membuka kawasan Monas untuk masyarakat umum agar masyarakat merasakan kemerdekaan dan bisa menjadi tuan di negerinya sendiri saat berada Monas.

"Taman itu tempat raja merenung, tapi (kebanyakan) itu untuk elite. Enggak sembarang orang bisa masuk tamannya raja. Tapi Bung Karno, taman itu dibuka, diablak," tutur Rizal.

Tapi kian hari, kata dia, revitalisasi Monas kian tak jelas arahnya. Dia mengatakan salah satu contohnya adalah di masa Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso.

Pemagaran di sekeliling kawasan Monas dianggap Rizal sebagai revitalisasi yang tak sesuai dengan tujuan Monas dibangun.

Baca juga: Sejarah Monas, Lahir dari Ide Warga Biasa dan Dikerjakan Pekerja Jepang

"Ajaibnya oleh Sutiyoso itu dipagar dan ajaibnya sampai sekarang dipagar (tidak dibuka kembali) itu yang saya bilang, salah paham banyak," ucap Rizal.

Proyek revitalisasi yang terbaru yang ikut dikritik Rizal adalah proyek yang digadang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang harus menebang ratusan pohon di wilayah selatan Monas.

Rizal menilai revitalisasi akan selalu mendapat kritik karena seringkali pemerintah berikutnya tidak mengerti untuk apa Monas didirikan oleh Bung Karno.

"Ini bukan (hanya) masalah pohon menurut saya, tapi jauh lebih besar adalah masalah salah paham dan salah urus Monas. (Proyek Anies) ini sebenarnya contoh bagaimana salah paham itu menimbulkan salah urus yang berkepanjangan," tutup Rizal.

Baca juga: Nilai Ada Kejanggalan Proyek Revitalisasi Monas, PSI Lapor ke KPK

Sebagai informasi, Pemprov DKI Jakarta sedang merevitalisasi kawasan Monas, Jakarta Pusat. Menurut rencana, revitalisasi dikerjakan selama tiga tahun, yakni 2019-2021.

Dalam rancangan revitalisasi Monas, Pemprov DKI akan membangun lapangan plaza sebagai wadah ekspresi warga di setiap sisi Monas, baik di wilayah selatan, timur, maupun barat.

Pemprov DKI juga akan membangun kolam yang dapat merefleksikan bayangan Tugu Monas.

Revitalisasi ini bersamaan dengan revitalisasi Masjid Istiqlal dan kawasan di sekitar Lapangan Banteng.

Ketiga wilayah tersebut nantinya akan terhubung dengan jalur pejalan kaki yang lebar dan rapi.

Revitalisasi mulai dikerjakan pada November 2019. Namun, proyek ini baru menjadi sorotan akhir-akhir ini karena adanya penebangan pohon demi proyek tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com