Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/01/2020, 06:39 WIB
Tia Astuti,
Sandro Gatra

Tim Redaksi


BOGOR, KOMPAS.com - Wihara Dhanagun menjadi salah satu ikon Kota Bogor. Meski sudah berusia sekitar tiga abad, bangunan wihara masih tegak berdiri.

Wihara Dhanagun atau Kelenteng Hok Tek Bhio kini menjadi salah satu wihara tertua di Bogor.

“Kalau ditanya tepatnya berdiri sejak kapan tidak ada tahun pastinya. Yang pasti sudah ada sekitar tahun 1.600-an,” ujar Leni, salah satu petugas Wihara Dhanagun.

Baca juga: Rayakan Imlek, Pemprov DKI Gelar Festival Makanan Tionghoa hingga Pertunjukan Barongsai

Cagar budaya

Selain menjadi pusat kegiatan agama bagi masyarakat keturuan Tionghoa berkeyakinan aoisme, Konghucu, dan Buddha, wihara ini juga sudah ditetapkan sebagai cagar budaya.

Pada 2002, Direktorat Purbakala dan Permuseuman memasukkan Wihara Dhanagun ke nomor empat dari sepuluh daftar kelenteng kuno di Jabodetabek.

Wihara Dhanagun ditetapkan sebagai cagar budaya karena bangunannya yang tidak banyak mengalami perubahan.

“Belum pernah direnovasi besar-besaran. Paling kalau ada bangunan baru di kiri kanan wihara aja baru ada pembangunan, tapi kalau bangunan inti wiharanya sendiri masih sama,” ujar Leni.

Berbeda dari arsitektur wihara atau kelenteng yang selalu menampilkan naga di dalam arsitekturnya, Wihara Dhanagun justru memunculkan hewan macan pada arsitekturnya.

“Di sini (Wihara Dhanagun) unsur naga hanya ada di dalam wihara. Untuk yang menyambut di pintu masuk adanya macan. Karena berada di Bogor, jadi arsitekturnya tetap diadaptasi dari budaya Sunda,” ujar Leni.

Macan di Wihara Dhanagun bermakna sama dengan macan yang ada di Gapura Lawang Suryakencana, meski warnanya tidak sama.

Macan berwarna putih di kanan Gapura Lawang Suryakencana merupakan simbol Prabu Siliwangi dari Kerajaan Padjajaran.

Baca juga: Ada Gus Dur Jelang Imlek di Bekasi

Sementara macan hitam di sebelah kiri gapura sebagai penyeimbang warna putih sehingga kedua macan ini saling melengkapi seperti simbol yin dan yang diadaptasi dari budaya China.

Selain naga yang diganti dengan macan, ornamen lainnya di wihara ini sama seperti wihara pada umumnya.

Wihara berwarna merah dan memiliki ornamen lampion yang digantung di atap.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com