Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Penculik Bayi 14 Bulan di Cipayung, di Bawah Pengaruh Obat dan Teringat Anak

Kompas.com - 31/01/2020, 11:23 WIB
Dean Pahrevi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi nekat Rian menculik anak usia 14 bulan di salah satu rumah warga di Jalan Raya Malaka, Cipayung, Jakarta Timur, gagal usai tepergok ibu korban.

Batita berinisial AR itu diculik pelaku sekitar pukul 07.30 WIB.

Natalina Hasugian, tante korban mengatakan, AR diculik pelaku saat sedang bermain dan digendong keponakannya di halaman rumahnya.

Baca juga: Polisi Dalami Kemungkinan Penculik Batita di Cipayung Terlibat Jaringan

Mengetahui anaknya diculik, ibu korban pun teriak minta anaknya dikembalikan.

"Pas pelaku ambil keponakan saya, kan ibunya (korban) tahu itu langsung teriak "eh sini anak gue", terus kata dia (pelaku) "ih bukan, ini anak saya", masih sempat dia ngomong begitu, pura-pura gila," ujar Natalina.

Ibu korban berhasil merebut korban dan pelaku melarikan diri.

Namun, pelaku berhasil ditangkap warga.

Diduga terpengaruh obat penenang

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Hery Purnomo mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan pelaku, beberapa jam sebelum beraksi, pelaku sempat mengonsumsi obat penenang.

Pelaku mengaku diberi obat penenang jenis excimer oleh teman-temannya di daerah Kampung Rambutan.

Baca juga: Sebelum Culik Anak 14 Bulan di Cipayung, Pelaku Konsumsi Obat Penenang

Pada akhirnya, pelaku mengonsumsi tiga butir obat tersebut.

"Sekitar jam 03.00 pagi yang bersangkutan (pelaku) sempat bertemu dengan teman-temannya di sekitar Kampung Rambutan, kemudian di sana pelaku mengaku diberikan obat penenang jenis excimer oleh rekan-rekannya yang baru dia kenal," kata Hery di Mapolres Metro Jakarta Timur, Kamis (30/1/2020).

Kepada polisi, pelaku mengaku masih dalam pengaruh obat saat menculik AR.

"Tapi kita tidak serta merta percaya, kita sedang lakukan tes medis terhadap pelaku dan masih tunggu hasilnya," ujar Hery.

Menculik karena teringat anak

Hery menambahkan, pelaku merupakan perantau dari Tasikmalaya yang datang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan.

Pelaku menculik korban juga karena teringat dengan anaknya yang berada di kampung halamannya, Tasikmalaya.

Baca juga: Pria Culik Anak 14 Bulan di Cipayung, Diduga Hipnotis Keluarga Korban hingga Pura-pura Gila

"Tujuan awalnya ingin mencari kerjaan, namun saat melihat korban sedang digendong oleh keponakan dari pelapor, timbul ingatannya akan anaknya yang di Tasikmalaya. Kemudian yang bersangkutan (pelaku) berupaya mengambil korban yang sedang digendong ini," ujar Hery.

Hery menjelaskan, proses penyelidikan masih berlanjut. Polisi masih akan memeriksa sejumlah saksi baik dari warga sekitar TKP dan pihak keluarga pelaku untuk mengecek kebenaran bahwa pelaku memiliki anak.

Polisi juga akan mendalami penyidikan, apakah pelaku terlibat dalam jaringan penculik bayi atau tidak.

"Karena ini masih percobaan penculikan, kami masih mendalami lagi, ini berdasarkan pengakuan dari tersangka. Dan kami akan mendalami lagi apakah ada jaringan lain di luar dari pelaku yang saat ini sudah diamankan. Apakah ada motif lain, apakah ini ekploitasi anak, nah ini akan kami gali lebih dalam lagi," ujar Hery.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com