DEPOK, KOMPAS.com - Beberapa orang mendadak muncul di Mapolres Metro Depok, Jawa Barat ketika polisi menggelar konferensi pers penangkapan AS, pemilik wedding organizer Pandamanda, Rabu (5/2/2020) sore.
Lea Ghozal, salah satu di antaranya mengaku, ia datang ke Mapolres Metro Depok hendak menemui AS yang diberitakan sudah ditangkap sejak Senin (3/2/2020).
Pasalnya, Lea adalah salah satu korban dugaan penipuan dana oleh Pandamanda.
"Saya datang mewakili grup vendor-vendor korban (Pandamanda)," ujar Lea kepada wartawan, Rabu sore.
Baca juga: Fakta Penipuan Wedding Organizer Pandamanda di Depok, Puluhan Pengantin Jadi Korban...
Lea yang merupakan penyedia (vendor) jasa sound system pernikahan bilang, ia tergabung bersama belasan vendor lain yang juga mengaku tak dibayar atau sering telat dibayar oleh Pandamanda.
Dalam grup tersebut, kata Lea, ada vendor MC hingga make up yang jadi korban Pandamanda.
Mereka kerap ada di lokasi pesta pernikahan yang sama, pesta pernikahan yang digelar Pandamanda.
Baca juga: Pemilik Wedding Organizer Bodong Pandamanda Pakai Uang Kliennya untuk Cicil Rumah 2 Lantai
"Saya sendiri belum dibayarkan (untuk sewa sound system pernikahan) di Cikarang, Cengkareng, dan di Bella Vista (Bekasi). Paketannya Rp 2 jutaan. Jadi totalnya Pandamanda utang ke saya Rp 6,2 juta," jelas Lea.
"Itu harga paket untuk 2.000 watt. Kecil gedungnya," ia menambahkan.
Lea mengaku sudah memasuki tahun kedua bekerja sama dengan Pandamanda. Belakangan, telat bayar oleh AS semakin parah hingga gagal bayar sewa sound system di tiga helatan pernikahan terakhir.
Akibatnya, ia mesti menalangi gaji para penyanyi dan pemusik menggunakan dana hasil kerja sama dengan wedding organizer lain.