Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bang Yos Pagari Monas, Dikritik TNI hingga Dilawan PKL

Kompas.com - 06/02/2020, 05:30 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polemik revitalisasi Monas bukan kali ini saja terjadi. Pada masa kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, Monas juga menjadi sorotan. Banyak pihak memprotes langkah pria yang akrab disapa Bang Yos itu.

Apa masalahnya?

Ditemui Kompas.com di kantornya di Thamrin Residence pada Senin (3/2/2020), Bang Yos pun mengenang kembali polemik revitalisasi Monas di masanya dulu. 

Bang Yos bercerita bahwa saat itu dia ingin menertibkan kawasan Monas dari pedagang kaki lima dan mobil-mobil yang parkir di sana. Dia lalu membuat kebijakan agar Monas dipagari.

Baca juga: Nasib Pohon di Monas, Puluhan Tahun Jadi Paru-paru Jakarta, Ditebang pada Era Anies

Monas saat Bang Yos menjabat kerap difungsikan sebagai tempat parkir bus jemputan pegawai yang berkantor di sekitar jalan Medan Merdeka.

Bang Yos ingin mengembalikan Monas selain sebagai monumen bersejarah bangsa Indonesia, juga sebagai paru-paru kota. 

Langkah pertama yang dilakukan adalah mensterilkan Monas.

"Setiap kantor itu ada antar jemput pakai bus untuk pegawai, parkirnya itu di Monas lah Sopir itu nunggu penumpang jamnya off kan Istirahat dulu dengan cara motongin dahan-dahan dari pohon tidur," kata Bang Yos.

Sejumlah orang bergandengan tangan bersama dengan ribuan warga DKI Jakarta lainnya. Mereka bergabung untuk membuat pagar manusia di sepanjang pelataran Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Minggu (29/9/2002), untuk menolak upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membuat pagar yang mengelilingi Monas, karena tempat tersebut merupakan ruang publik yang tidak perlu dipagari. KOMPAS/YUNIADHI AGUNG Sejumlah orang bergandengan tangan bersama dengan ribuan warga DKI Jakarta lainnya. Mereka bergabung untuk membuat pagar manusia di sepanjang pelataran Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Minggu (29/9/2002), untuk menolak upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membuat pagar yang mengelilingi Monas, karena tempat tersebut merupakan ruang publik yang tidak perlu dipagari.

"Besok lagi sopir itu kan ke Monas lagi di tempat yang berbeda motong lagi dahan untuk tidur semua seperti itu yang pertama saya singkirkan adalah semua kendaraan di dalam Monas," sambung Bang Yos.

Kebijakan itu pun mendapat perlawanan dari berbagai instansi pemerintahan, termasuk TNI.

Baca juga: Muncul Tagar #MisteriPohonMahoni, UPT Monas dan Dinas Silang Pendapat

 

Bang Yos pun tidak menggubris penolakan tersebut, peraturan yang dibuatnya tetap berjalan.

"Tidak mudah, pasti ada perlawanan apalagi tentara pasti kan dalam hati dari dulu kita aman ini Gubernur ini macam-macam saja, saya juga tertibkan kendaraan bus yang parkir ada saja departemen-departemen merasa lebih tinggi posisinya dari gubernur, penolakan ada," kata Bang Yos.

Bang Yos pun berhasil membuat kendaraan tidak terparkir di Monas.

Seorang pria bersepeda berhenti di depan Istana Merdeka di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Jumat (20/9/2002). Pembangunan pagar yang mengelilingi Monumen Nasional (Monas) kini telah sampai di depan istana. Setelah pagar itu selesai, pengunjung Monas hanya dapat menyaksikan Istana Merdeka dari balik pagar besi.KOMPAS/DANU KUSWORO Seorang pria bersepeda berhenti di depan Istana Merdeka di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Jumat (20/9/2002). Pembangunan pagar yang mengelilingi Monumen Nasional (Monas) kini telah sampai di depan istana. Setelah pagar itu selesai, pengunjung Monas hanya dapat menyaksikan Istana Merdeka dari balik pagar besi.

Pagari Monas

Upaya mengembalikan fungsi paru-paru kota tidak cukup mensterilkan Monas dari kendaraan.

Sutiyoso mengambil langkah atau gebrakan baru lagi dengan memagari sekeliling Monas, tujuannya agar seluruh kegiatan di Monas terkontrol.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com