DEPOK, KOMPAS.com - Kapolres Metro Depok, Kombes Azis Andriansyah mengatakan, pihaknya akan memanggil dua kepala SMK di Depok yang pelajar atau alumninya kerap terlibat tawuran.
Teranyar, dua kelompok yang dikenal musuh bebuyutan kembali bentrok di Sawangan pada Kamis (31/1/2020).
Satu pelajar tewas dan satu luka berat akibat bacokan celurit.
"Akan saya panggil kepseknya untuk mengetahui perilaku anak-anak ini, termasuk kami ingin mengetahui bagaimana proses pendidikannya di sekolah," ujar Azis kepada wartawan di Mapolres Metro Depok, Kamis (6/2/2020).
Baca juga: Pelajar SMK yang Tewaskan Lawan Tawuran di Sawangan Depok Pernah Diamankan Polisi
Ia menyoroti temuan polisi bahwa beberapa pelaku yang terlibat tawuran pada Kamis pekan lalu, sudah bukan berstatus pelajar. Diantaranya berstatus alumnus dan berhenti sekolah.
Azis beranggapan, kegiatan para pelajar itu mestinya selalu ada di bawah pengawasan pihak sekolah.
Baca juga: Saat Medsos Jadi Sarana Janjian Tawuran Pelajar SMK di Sawangan, Depok
"Karena kok tidak bisa memonitor anak-anaknya ini masuk sekolah atau tidak," ujar dia.
"Ada yang mengaku sekolah tapi tidak masuk 1-2 semester. Bahkan ada yang sudah tidak sekolah masih pakai seragamnya," ia menambahkan.
"Saya sampaikan juga, Panmas (Pancoran Mas) dan BKR (Baskara) ini memang sering tawuran. Ada yang berstatus pelajar di sekolah, namun ada juga yang sudah keluar tapi pura-pura masih bersekolah di situ," kata Azis lagi.