BEKASI, KOMPAS.com - Musela Carentia (19), mahasiswa asal Kabupaten Bekasi, merupakan satu dari 238 warga negara Indonesia (WNI) yang hingga kini masih dikarantina di Pulau Natuna usai dievakuasi dari Kota Wuhan, China.
Nur Laila (40), orangtua Musela, menceritakan pengalaman anaknya terkurung di kota yang terserang virus corona.
Caren sapaan akrab putrinya, kata Nur Laila, sempat kehabisan logistik makanan saat terisolir di Kota Wuhan.
"Anak saya sempat enggak makan seharian karena kehabisan makanan, jadi waktu itu dia belum siapin persediaan makanan," kata Nur Laila ketika dijumpai di kediamannya, Jalan H Jamil, Kampung Serang, Kabupaten Bekasi, Kamis, (6/2/2020).
Nur Laila berujar, ketika kebijakan isolasi Kota Wuhan baru diberlakukan otoritas China, saat itu Caren masih mengandalkan makanan jadi yang dijual di kantin kampus.
"Dia sempat bilang kantin kampus udah tutup, sampai enggak makan seharian waktu itu," ujarnya.
Dari situ, Nur Laila lalu memberitahukan putrinya agar menyiapkan persediaan logistik makanan berupa beras dan telur.
"Saya langsung bilang ke dia, 'Teteh (panggilan orangtua ke Caren) beli beras sama telur yang banyak biar kira-kira cukup dua minggu karena waktu itu belum tahu kapan dievakuasi kan," jelas dia.
Caren kemudian menuruti arahan ibunya, KBRI di China kala itu juga tidak bisa berbuat banyak. Anaknya kata Laila, sempat dikirimkan uang saku untuk membeli persediaan makanan.
"KBRI di sana enggak bisa kirim bantuan makanan, akhirnya anak saya dikasi uang saku, dia belikanlah stok makanan telur sama bawang itu dia beli buat makan," jelasnya.
Baca juga: Keluar dari China, Mahasiswa Indonesia Ceritakan Gentingnya Situasi di Wuhan
Lela bersyukur putrinya bisa bertahan selama terisolir di Kota Wuhan. Hampir setiap hari sejak wabah virus corona menyerang, dia selalu cemas memikirkan kondisi anak sulungnya.
"Cemas waktu masih di sana, alhamdulillah baik-baik saja sampai di Natuna, selama ini juga kasih kabar baik-baik saja, kami masih nunggu, sekarang kan rencana dua minggu di sana (Natuna)," imbuhnya.
Adapun Caren merupakan mahasiswi Universitas Mercu Buana Jakarta yang sedang menjalani program pendidikan di Wuhan University of Technology sejak enam bulan silam.
Rencananya, dia berada di Kota Wuhan, China sampai pertengahan 2020 mendatang, bersama dua rekan satu kampusnya.
Namun, virus corona yang mewabah di Kota Wuhan membuat dia terpaksa dipulangkan.
Pihak Universitas Mercu Buana kata Laila, sudah memberitahukan kalau program pendidikan di China akan terus berlanjut jika kondisi sudah kondusif.
"Rektorat sudah ke rumah kemarin, anak saya belajar di Chinakan dapat beasiswa, jadi dia setahun di sana, sekarang baru jalanin satu semester sisa satu lagi, kalau Wuhan sudah kondusif kabar mau dilanjut lagi," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.