TANGERANG, KOMPAS.com - Namanya saja Periuk bentuknya seperti Periuk, cekung dan menjurus ke bawah.
Itu yang digambarkan Wali Kota Tangerang saat menjelaskan kenapa banjir di Periuk, Kota Tangerang sangat sulit untuk diatasi.
Begitu juga soal banjir yang terjadi selama enam hari di Kelurahan Gebang Jaya, empat hari di Total Persada, Kelurahan Gembor dan di perumahan Periuk Damai.
Selain intensitas hujan yang tinggi, banjir di beberapa titik di Kecamatan Periuk sebenarnya tidak semata-mata tentang hujan lebat.
Baca juga: Hampir Seminggu, Banjir di Periuk Kota Tangerang Belum Juga Surut
Di bagian utara perumahan Garden City dan Periuk Damai, ada sebuah danau tempat air "parkir" bernama Danau Tomang atau sering disebut Situ Bulakan.
Sayangnya, danau tersebut ternyata lebih tinggi dari perumahan-perumahan yang ada di sekitar danau.
Juga Kali Ledug yang permukaannya lebih tinggi dari Perumahan Garden City Residence dan Total Persada.
Sebenarnya ada satu jalan untuk mengalirkan air-air tersebut ketika Situ Bulakan penuh dan Kali Ledug meluber, yakni Sungai Cirarap yang berada di bagian barat Danau Tomang.
Baca juga: Kala Seorang Ayah Terjang Banjir di Periuk demi Boneka Beruang Penuh Arti
Akan tetapi, ketinggian air di sungai itu masih lebih tinggi dari Danau Tomang dan Kali Ledug.
Ditenggarai ada bottleneck di sebuah jembatan di bagian sungai yang masuk wilayah Kabupaten Tangerang. Hal ini membuat aliran air terhambat.
Itu juga yang menjadi alasan mengapa air di Danau Tomang dan Kali Ledug akhirnya terperangkap dan meluber ke Garden City Residence pada awal Februari.
Berselang 2 hari, atau tepatnya Senin (3/2/2020), tanggul di daerah barat Kali Ledug atau tepatnya di Perumahan Total Persada jebol.
Baca juga: Belum Ada Bantuan Pakaian, Korban Banjir di Periuk Ini 6 Hari Pakai Baju yang Sama
Air kemudian merembes dengan cepat dan langsung menggenangi rumah warga hingga ketinggian air mencapai 4 meter.
Air tersebut kemudian mengarah ke tempat yang lebih rendah, yakni Danau Tomang. Tak lama kemduian, gelombang air menyapu bagian timur Danau Tomang yang belum diturap. Di situlah perumahan Periuk Damai berada.
"Itu yang membuat dia kelihatan seperti tsunami," kata Arief.
Air kemudian terperangkap di Periuk berhari-hari karena debit air di Situ Bulakan, Kali Ledug dan Sungai Cirarap masih tinggi.
Satu-satunya jalan untuk mengakhiri banjir adalah menunggu permukaan air Sungai Cirarap lebih rendah dari permukaan Situ Bulakan, kemudian air di pemukiman warga itu bisa dipompa ke dalam Situ Bulakan.
Namun Pemkot Tangerang tidak hanya melakukan upaya tersebut. Ada 23 truk tangki air hilir mudik mengangkut air yang menggenangi rumah warga setinggi 3 meter untuk dibuang ke sungai terdekat.
Arief mengatakan, air kemungkinan bisa surut pada Jumat (7/2/2020) atau paling lambat Minggu (9/2/2020). Setelah air surut, warga bisa kembali ke rumah masing-masing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.