Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenangan Sutiyoso Pindahkan Pohon Semanggi dan Sedih Lihat Monas Sekarang

Kompas.com - 07/02/2020, 12:30 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Teknologi memindahkan pohon besar ke tempat lain tanpa harus menebang sudah diterapkan pada era Gubernur Sutiyoso yang memimpin Jakarta pada periode 1997-2007.

Bang Yos, sapaan akrabnya, kala itu mengingat kembali teknologi pemindahan pohon yang sudah jadi dari satu tempat ke tempat lain di kawasan Semanggi, Jakarta Selatan.

"Pindah pohon secara teknologi bisa, tapi enggak mudah, kalau ditebang lalu dipindah ya tidak bisa. Contoh di Semanggi zaman aku gubernur, aku borong orang di situ untuk pindahkan pohon," kata Bang Yos kala wawancara khusus bersama Kompas.com, Senin (3/2/2020).

Baca juga: Pule Gantikan Pohon yang Ditebang di Monas, Pemprov DKI: Harganya Lebih Mahal

Meski tidak memgetahui nama teknologi itu, Bang Yos tetap yakin cara penanaman pohon di kawasan Semanggi jadi upaya jitu untuk menjawab persoalan polusi di Jakarta kala itu.

Sebab, kawasan Semanggi kala itu dilintasi berbagai macam kendaraan yang mengeluarkan polusi, dan oleh Bang Yos lokasi Semanggi disiasati dengan penanaman pohon guna menghalau polusi kendaraan.

Bang Yos pun menceritakan proses awal pemindahan pohon besar ke kawasan sekitar Semanggi.

"Teknologinya begini, pohon yang dipindah itu disiksa, bahasanya begitu. Dipangkasin pinggirnya, tapi tidak semua agar pohon tetap bisa makan. Sementara tempat yang kita canangkan sudah kita persiapkan, tanah kita keluarkan supaya kena matahari dan campur pupuk," kata Bang Yos.

Baca juga: Di Balik Bungkamnya Anies soal Polemik Teranyar Jakarta, dari Isu Monas hingga Dirut Transjakarta

"Habis itu pohon ditaruh di situ plek dengan kedalaman sama, terus dicangkokin supaya tidak goyah. Di Semanggi itu saya borongan orang bisa itu," sambung Bang Yos.

Tentu pemindahan itu dilakukan dengan alat berat guna mengangkut pohon beserta akarnya dan memindahkan ke tempat baru.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com