DEPOK, KOMPAS.com - Polres Metro Depok merilis data, selama kurun Januari-Desember 2019, terjadi 22 tawuran antarpelajar yang mengakibatkan empat nyawa pelajar melayang.
Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna mengungkapkan, butuh kolaborasi berbagai pihak untuk mengatasi tawuran pelajar, khususnya di tingkat SMA/SMK.
"Karena persoalan kenakalan remaja yang terjadi belakangan ini berasal dari banyak aspek. Mulai dari personal siswa, lingkungan sekolah, hingga pengaruh eksternal," ujar Pradi kepada wartawan, Selasa (11/2/2020) sore.
Baca juga: Tawuran Marak, Pemkot Depok Anggap Pelajaran Agama dan Ekskul Jadi Solusi
“Menyelesaikan tawuran tidak cukup dengan upaya parsial, tapi harus holistik, menyeluruh alias melibatkan semua pihak. Pemerintah, aparat, sekolah, orang tua murid, hingga para alumni sekolah,” lanjut dia.
Meski demikian, Pradi belum dapat merinci langkah teknis kolaborasi antara beragam pemangku kepentingan tadi.
Ia menyebut, Dinas Pendidikan Kota Depok tengah mengolah kajian untuk merumuskan langkah-langkah menekan potensi tawuran antarpelajar di Depok.
“Intinya, mulai dari wali kelas, orangtua, dan guru konseling bisa saling berkoordinasi. Memantau si anak secara intensif perkembangannya seperti apa. Harus continue,” kata Pradi.
“Semua pihak harus berembuk. Pemerintah sebagai regulator siap memfasilitasinya. Ini harus segera dibereskan,” tutup politikus Gerindra tersebut.
Baca juga: Diduga Hendak Tawuran, Polisi Amankan Pelajar SMP yang Bawa Celurit
Fenomena tawuran antarpelajar terbaru terjadi di bilangan Sawangan antara SMK Baskara dengan SMK Pancoranmas, Kamis (30/1/2020) malam.
Satu pelajar meninggal dunia dan satu luka serius akibat luka bacok pada insiden tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.