DEPOK, KOMPAS.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah lebih dari satu dekade menguasai pemerintahan Kota Depok. Jelang Pilkada Depok 2020, PKS tampaknya tak punya kekhawatiran akan keok.
Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PKS Kota Depok Jawa Barat sudah menyiapkan tiga kadernya menjadi bakal calon Wali Kota Depok periode 2021-2026.
Mereka adalah Imam Budi Hartono (anggota DPRD Provinsi Jawa Barat), Moh Hafid Nasir (Ketua DPD PKS Depok/anggota DPRD Kota Depok), dan T Farida Rachmayanti (anggota DPRD Kota Depok).
Baca juga: PKS Depok Akui Belum Tentu 3 Kader yang Diumumkan Bakal Diusung Pilkada 2020
Anggota tim pemenangan PKS Kota Depok, Ade Supriatna mengklaim, dengan tiga nama itu saja PKS yakin bisa menang lagi di Depok.
Keyakinan itu, menurut dia beralasan karena bertolak dari hasil survei internal rutin jelang Pilkada Depok 2020. Survei itu untuk mengukur sejauh mana elektabilitas PKS di Depok.
"Kami melihatnya objektif melalui survei terhadap kepuasan masyarakat, kemudian popularitas, dan elektabilitas (calon dari PKS). Kami lakukan berkala, terakhir itu bulan November dan Desember 2019," kata Ade kepada Kompas.com, Kamis (13/2/2020) pagi
Dalam survei tersebut terdapat pertanyaan soal tingkat kepercayaan warga Depok terhadap calon wali kota yang diusung PKS.
Ade bahkan mengklaim, tingkat kepercayaan terhadap kandidat usungan PKS paling tinggi dibandingkan kandidat partai lain.
"Dari survei itu, tingkat kepercayaan terhadap calon dari PKS itu tinggi banget. Artinya, sosok yang nanti maju tidak begitu penting asal di belakangnya ada PKS," kata Ade.
"Saya enggak berani bocorin angkanya, tetapi tanpa menyebutkan nama calon, kepercayaan terhadap PKS itu tinggi banget. Angkanya masih cukup meyakinkan untuk PKS kembali menguasai Kota Depok," ujar dia.
Bahkan, keyakinan ini membuat PKS belum juga melirik Mohammad Idris, wali kota Depok saat ini yang berpeluang besar maju sebagai petahana.
Idris meraih tampuk tertinggi kekuasaan di Depok setelah diusung PKS pada Pilkada Depok 2015 silam. Idris sendiri dari kalangan nonpartai.
PKS tak risau dengan keberadaan Garbi dan Partai Gelora, dua entitas yang terbentuk usai friksi internal di kubu PKS.
Eks politikus PKS seperti Anis Matta dan Fahri Hamzah membidani lahirnya Garbi dan Gelora. Mereka memboyong sejumlah kader lain eks PKS masuk dalam keduanya.
"Partai Gelora, dengan sebelumnya Garbi, bahkan sebelum Pileg 2019 sudah ada. Tetapi, toh, kami (PKS) tetap mendapatkan 12 kursi di (DPRD Kota) Depok," ujar Ade.