Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jeritan Hati Para Perajin karena Ondel-ondel Dilarang Dipakai untuk Mengamen

Kompas.com - 17/02/2020, 11:31 WIB
Dean Pahrevi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melarang ondel-ondel dipakai untuk mengamen.

Dalam hal ini, DPRD DKI Jakarta berencana untuk merevisi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi.

Di dalam perda tersebut nantinya akan dicantumkan larangan ondel-ondel sebagai alat untuk mengamen.

Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Iman Satria mengatakan bahwa pelarangan itu untuk menjaga marwah ondel-ondel sebagai ikon budaya betawi.

Baca juga: Dilarang Dipakai Mengamen, Perajin Ingin Ondel-ondel Diberi Tempat Budi Daya

"Ini untuk menjaga marwah ondel-ondel, jangan dipakai untuk pengamen. Kalau masuk pasal (dalam perda), kan pelanggaran kalau ada yang melakukan hal itu," kata Iman saat dihubungi, Selasa (11/2/2020).

Saat ini Dinas Kebudayaan DKI Jakarta sedang mengkaji dan membuat naskah akademis untuk merevisi perda tersebut.

Sanksi bagi pengamen yang menggunakan ondel-ondel nantinya juga akan dicantumkan pada perda yang telah direvisi.

Jeritan para perajin ondel-ondel

Menanggapi rencana pelarangan tersebut, para perajin ondel-ondel di Kampung Ondel-ondel, Kelurahan Kramat, Senen, Jakarta Pusat, menyatakan penolakannya.

Para perajin menolak karena menyewakan ondel-ondel untuk mengamen terpaksa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Baca juga: Perajin Mengaku Bangga Ondel-ondel Dipakai Mengamen

"Kita ada pesanan tuh ada, sewa buat acara panggilan juga ada tapi kan tidak menentu. Kita kan ada kebutuhan harian, nah keliling itu untuk tambah-tambah kebutuhan sehari-hari kita," kata Renggo, salah satu perajin ondel-ondel dari Sanggar Respal di lokasi, Minggu (16/2/2020).

Bangga ondel-ondel dipakai mengamen

Renggo bahkan mengaku bangga ondel-ondel dijadikan alat untuk berkeliling mengamen di jalanan.

Selain untuk mencari nafkah, kata Renggo, ondel-ondel yang dibawa mengamen juga sekaligus unuk mempromosikan budaya Betawi itu sendiri.

Baca juga: Pemprov DKI Ingin Larang Ondel-ondel Dipakai Mengamen, Perajin: Ini soal Perut

"Kita di sini bangga ngamen ondel-ondel di jalanan, kita bangga, karena kita melestarikan ondel-ondel, supaya ondel-ondel banyak dikenal masyarakat luas. Mereka (pemerintah) tidak pernah saja turun ke jalan," ujar Renggo.

Selama ini para pengamen ondel-ondel juga tidak pernah mendapat penolakan dari warga ketika berkeliling di jalanan dengan memakai ondel-ondel.

Berharap diperhatikan pemerintah

Pada akhirnya jika larangan itu telah resmi, para perajin berharap pemerintah memberikan ruang budi daya untuk ondel-ondel.

Jangan sampai sarana mereka untuk mencari nafkah diputus begitu saja oleh pemerintah.

Baca juga: Upaya Pemprov DKI Jakarta Larang Ondel-ondel Digunakan untuk Mengamen

"Asal dikasih tempat kita, misal pemerintah kasih tempat kita tampil di mall, di mana begitu, jadi kita ada pendapatan. Jangan asal ditendang aja kita, tapi tidak ada solusi, karena ini masalah perut," ujar Renggo.

Sebab, para perajin khawatir jika larangan itu telah resmi dan tidak ada pemberdayaan bagi pengamen ondel-ondel, maka pengangguran bisa meningkat.

"Kalau nanti dilarang, dan kita ditendang begitu saja, tidak dipikirkan nasib kita. Saya yakin pengangguran semakin banyak, kriminalitas juga bisa meningkat," ujar Renggo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Megapolitan
Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Megapolitan
Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Megapolitan
Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Megapolitan
Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Megapolitan
Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Megapolitan
Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Megapolitan
Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Rp 22 Miliar, Fraksi PKS: Biar Nyaman Jadi Kantor Kedua

Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Rp 22 Miliar, Fraksi PKS: Biar Nyaman Jadi Kantor Kedua

Megapolitan
Harga Bawang Putih di Pasar Perumnas Klender Masih Stabil dari Sebelum Lebaran

Harga Bawang Putih di Pasar Perumnas Klender Masih Stabil dari Sebelum Lebaran

Megapolitan
PSI DKI Ingatkan Heru Budi soal Keberadaan Biro Jasa Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung

PSI DKI Ingatkan Heru Budi soal Keberadaan Biro Jasa Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung

Megapolitan
Penampilan Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Palsu TNI yang Kini Berbaju Tahanan

Penampilan Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Palsu TNI yang Kini Berbaju Tahanan

Megapolitan
Gerindra Mulai Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor untuk Pilkada 2024

Gerindra Mulai Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor untuk Pilkada 2024

Megapolitan
DBD di Jaksel Turun Drastis, dari 507 Menjadi 65 Kasus per April 2024

DBD di Jaksel Turun Drastis, dari 507 Menjadi 65 Kasus per April 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com