Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Mengaku Kerap Kesulitan Jerat Pengguna Prostitusi Anak

Kompas.com - 17/02/2020, 20:58 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Subdirektorat Remaja, Anak, dan Wanita Polda Metro Jaya AKBP Piter Yanottama mengatakan, polisi kerap kesulitan menjerat pengguna prostitusi yang mengeksploitasi dan memperdagangkan anak karena bukti-bukti yang sedikit.

"Kerap kali anak korban dan pengguna tidak saling kenal. Kemudian tidak ada daftar pengguna atau kamera CCTV. Kalau pun ada kamera CCTV, biasanya hanya di luar sehingga tidak bisa mengarah pada pengguna," kata Piter dalam jumpa pers yang diadakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Jakarta, Senin (17/2/2020), seperti dikutip Antara.

Piter mengatakan, penyidik hanya bisa mendapatkan pengakuan dari anak korban dan tersangka mucikari yang mengeksploitasi dan memperdagangkan anak.

Namun, hal itu belum bisa menjadi alat bukti untuk menjerat pengguna.

Baca juga: Ahok Dinilai Paling Berhasil Tangani Banjir, Ini Saran Ketua DPRD DKI untuk Anies

Namun, pada beberapa kasus, polisi berhasil menangkap pelaku kejahatan seksual terhadap anak karena memang ada alat bukti yang mengarah pada pelaku.

"Misalnya dukun yang mencabuli anak, eksploitasi seksual oleh ayah tiri, tetangga, atau guru. Namun, untuk eksploitasi seksual dan eksploitasi ekonomi yang menyasar anak, banyak kendala untuk menjerat pengguna," tuturnya.

Sementara itu, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto dan Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan berharap kasus eksploitasi seksual dan perdagangan anak tidak hanya menjerat mucikari, tetapi juga para penggunanya.

"Terkait pemidanaan kasus eksploitasi seksual dan perdagangan anak, penting untuk mengembangkan jaringan yang terlibat. Jangan hanya menyasar mucikari, tetapi juga penggunanya," kata Susanto.

Baca juga: Ketua DPRD DKI Sebut Anies Pencitraan Tutup Sejumlah Tempat Hiburan Malam

Susanto mengatakan, bila pengguna prostitusi anak juga dijerat hukum, maka mereka akan berpikir seribu kali bila ingin terlibat eksploitasi seksual dan perdagangan anak.

Sementara itu, Semuel mengatakan, pengguna prostitusi anak juga harus dijerat karena mereka merupakan pasar dari pelaku eksploitasi seksual dan perdagangan anak.

"Kasus ini terjadi karena ada pasarnya," ujarnya.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengadakan jumpa pers untuk menanggapi kasus-kasus eksploitasi seksual dan perdagangan anak yang sedang marak terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com