Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Belum Bisa Atasi Banjir, Pemerintah Pusat Diminta Tidak Izinkan Formula E di Monas

Kompas.com - 18/02/2020, 07:39 WIB
Cynthia Lova,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga meminta pemerintah pusat menolak izin rencana pagelaran Formula E di kawasan Monumen Nasional (Monas).

Sebab, ia melihat Pemprov DKI sampai saat ini belum mendetailkan apa saja manfaat yang didapat masyarakat jika Formula E digelar.

Menurut Nirwono, alangkah lebih penting Pemprov DKI mengutamakan atasi banjir Jakarta yang belakangan ini kerap terjadi.

Baca juga: Kisruh Rekomendasi Formula E hingga Tudingan Ketua DPRD, Anies Serahkan pada Sekda

"Apa manfaatnya dari rencana penyelenggaraan Formula E sehingga semua pihak dapat merasakan penting atau tidaknya kegiatan ini. Pemprov DKI terbukti kurang mengantisipasi banjir di awal tahun dan awal Februari kemarin," ujar Nirwono kepada Kompas.com, Senin (17/2/2020).

Ia juga mengkritisi dana anggaran untuk menangani banjir yang lebih kecil dibanding anggaran untuk Formula E.

Nirwonono menganggap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak serius dalam upaya pencegahan banjir.

Dikutip dari pemberitaan Harian Kompas, 3 Januari 2020, alokasi APBD untuk penanggulangan banjir di Jakarta tahun 2020 hanya 1,1 persen dari total APBD DKI Jakarta.

Di sisi lain, anggaran untuk penyelenggaraan Formula E memperoleh porsi anggaran sebesar Rp 1,6 triliun di RAPBD 2020.

"Ini menunjukkan ketidak berpihakan dan ketidak seriusan Gubernur DKI terhadap banjir (yang menjadi tanggung jawabnya dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2017-2022)). Sementara kegiatan Formula E ini tidak ada tapi justru mendapat anggaran lebih besar, bagaimana kelanjutan penanganan banjir kemarin saja tidak jelas," kata dia.

Oleh karena itu, Nirwono meminta agar Pemerintah Pusat agar tidak mengizinkan Formula E itu digelar di Monas.

Menurut dia, jika nantinya acara Formula E ini digelar di Monas justru akan merusak nilai sejarahnya.

Baca juga: Pembangunan Stasiun MRT Monas Disebut Tak Akan Ganggu Formula E

Apalagi ada ketidaksinkronan antara Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) dengan Pemprov DKI terkait rekomendasi digelarnya acara Formula E ini.

"Komisi pengarah (Pemerintah Pusat) harus membatalkan perijinan pelaksanaan Formul E di dalam kawasan Monas karena ada yang tidak sinkron. Komisi pengarah harus tegas menolak dan membatalkan pembangunan sirkuit di dalam kawasan Monas segera, jelas-jelas akan merusak nilai sejarah cagar budaya Monas," ucap dia.

Ia menyarankan agar Formula E itu digelar di lokasi lain yang lebih luas dibanding Monas.

"Komisi pengarah harus membatalkan perijinan pelaksanaan Forula E di dalam kawasan Monas dan dapat mengarahkan lokasi lain penyelenggaraan Formula E di sekitar luar kawasan Monas, kawasan GBK dan Kemayoran yang menjadi kewenangan Setneg," kata Nirwono.

"bisa pula di Ancol, TMII, Bundaran Semanggi, kawasan Kota Tua atau pulau hasil reklamasi yang menjadi kewenangan Pemda DKI, apalagi bila tujuannya mengenal potensi wisata Jakarta bahwa bukan hanya di Monas," tutur dia.

Diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, Pemprov DKI Jakarta menggelontorkan banyak anggaran untuk menggelar turnamen balap mobil listrik Formula E demi menggerakkan perekonomian Jakarta.

Penyelenggaraan Formula E di Jakarta, kata Anies, menghasilkan pendapatan untuk berbagai industri.

Baca juga: Untung Rugi Formula E Bagi Jakarta, Promosi Pariwisata tetapi Dianggap Rusak Cagar Budaya

"Jangan membayangkan seperti usaha pribadi, keluar berapa, masuk berapa. Ini adalah peredaran uang di Jakarta. Uang itu akan masuk kepada industri pariwisata, akan masuk kepada pekerja-pekerja seni," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (15/8/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Megapolitan
Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Megapolitan
Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Megapolitan
Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Megapolitan
Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Megapolitan
Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Rp 22 Miliar, Fraksi PKS: Biar Nyaman Jadi Kantor Kedua

Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Rp 22 Miliar, Fraksi PKS: Biar Nyaman Jadi Kantor Kedua

Megapolitan
Harga Bawang Putih di Pasar Perumnas Klender Masih Stabil dari Sebelum Lebaran

Harga Bawang Putih di Pasar Perumnas Klender Masih Stabil dari Sebelum Lebaran

Megapolitan
PSI DKI Ingatkan Heru Budi soal Keberadaan Biro Jasa Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung

PSI DKI Ingatkan Heru Budi soal Keberadaan Biro Jasa Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung

Megapolitan
Penampilan Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Palsu TNI yang Kini Berbaju Tahanan

Penampilan Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Palsu TNI yang Kini Berbaju Tahanan

Megapolitan
Gerindra Mulai Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor untuk Pilkada 2024

Gerindra Mulai Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor untuk Pilkada 2024

Megapolitan
DBD di Jaksel Turun Drastis, dari 507 Menjadi 65 Kasus per April 2024

DBD di Jaksel Turun Drastis, dari 507 Menjadi 65 Kasus per April 2024

Megapolitan
Dalam Rapat LKPJ 2023, Heru Budi Klaim Normalisasi Berhasil Atasi Banjir Jakarta

Dalam Rapat LKPJ 2023, Heru Budi Klaim Normalisasi Berhasil Atasi Banjir Jakarta

Megapolitan
Pria di Bekasi Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Pria di Bekasi Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com