JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Fraksi Gerindra Mohammad Taufik mengaku, fraksinya sebenarnya lebih menginginkan pemilihan terbuka.
Menurut Taufik, voting terbuka merupakan kebiasaan lama DPRD DKI.
Pemilihan terbuka juga agar lebih transparan ke publik dan bertanggung jawab kepada konstituen.
"Kita dalam draf yang lama tertutup. Saya dan beberapa kawan-kawan ingin terbuka. Kenapa terbuka? Supaya transparan ke publik. Kan tuntutannya transparan, kita terbuka saja. Ini bagian dari tanggungjawab anggota DPRD dalam menentukan politiknya terhadap konstituennya," kata Taufik di lantai 10, Gedung DPRD DKI, Selasa (18/2/2020).
Baca juga: DPRD Sepakat Voting Tertutup Wagub DKI, tetapi Proses Pemilihan Bisa Disaksikan Publik
Politisi Gerindra ini khawatir, jika pemilihan tertutup, maka ada politik uang atau suap agar anggota DPRD DKI memilih calon tertentu.
"Kan tadi sudah dibilang. Kami (Gerindra) kenapa minta terbuka supaya menghindari money politic," ucapnya.
Ketika ditanya apa upaya Gerindra agar tidak ada politik uang, Taufik justru meminta wartawan untuk mengawasi.
Meski demikian, DPRD DKI Jakarta akhirnya menyepakati pemilihan atau voting wakil gubernur DKI Jakarta akan dilakukan secara tertutup.
Baca juga: Warga Minta Cawagub DKI Nurmansjah Lubis Beri Solusi, Bukan Bergurau soal Banjir
Hal ini disepakati dalam rapat pimpinan gabungan (rapimgab) DPRD DKI, Selasa hari ini.
Pemilihan tertutup juga merupakan usulan panitia khusus (pansus) draf tata tertib yang disusun DPRD DKI periode 2014-2019.
"Tadi ada perdebatan, kemudian disepakati mengikuti hasil pansus yang lama tertutup," ujar Taufik.
Mekanisme pemilihan secara tertutup nantinya adalah masing-masing anggota DPRD DKI Jakarta menuliskan atau mencontreng nama calon yang dipilih.
Kemudian kertas tadi dimasukkan dalam kotak yang telah disediakan. Namun, pemilihan tetap bisa disaksikan oleh publik.
Baca juga: Fraksi PDI-P Sindir Riza Patria yang Sebut Susah Cari Kekurangan Anies
Saat ini ada dua cawagub baru DKI, yakni Nurmansjah Lubis dari PKS dan Ahmad Riza Patria dari Partai Gerindra.
Dua calon tersebut menggantikan dua calon yang sebelumnya sudah diserahkan ke DPRD DKI, yakni Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto.
Proses kedua kader PKS tersebut mandek di DPRD DKI. Akhirnya, PKS dan Gerindra mengganti keduanya.
Nama Riza dan Nurmansjah kemudian diserahkan ke DPRD DKI melalui Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Selasa (21/1/2020).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.