Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditanya Peluang Maju Lagi di Pilkada Depok, Idris: Jangan-jangan Elektabilitas Saya Rendah

Kompas.com - 19/02/2020, 18:35 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok Mohammad Idris mengaku masih menunggu survei elektabilitas dirinya sebelum memutuskan maju di Pilkada Depok 2020.

Idris, kalangan nonpartai, hingga hari ini belum digaet oleh partai politik di Depok untuk menjadikannya kandidat petahana wali kota Depok 2021-2026.

"Kalau saya kan tergantung masyarakat. Kalau masyarakat mau memilih saya, ya saya nanti akan siap untuk maju," ujar Idris ketika ditemui wartawan di kawasan Margonda, Depok, Jawa Barat, Selasa (18/2/2020).

Baca juga: Presiden PKS Akui M Idris Ban Serep di Pilkada Depok

Idris beranggapan, survei elektabilitas dapat dijadikan tolok ukur kepuasan warga Depok terhadap kinerjanya memimpin kota sejak 2016 lalu.

"Lihat hasil surveinya seperti apa, nanti elektabilitasnya tinggi atau tidak. Ini kan gambaran kehendak masyarakat," ujar dia.

"Jangan-jangan elektabilitas saya rendah," tambah pria yang sempat berkecimpung dalam dunia pendidikan ini.

Idris berpandangan, penting untuknya memutuskan maju lagi atau tidak dalam Pilkada Depok 2020 dengan bercermin dari hasil survei.

Baca juga: Sohibul Iman: PKS Bisa Usung Idris, tapi Jadi Calon Wakil Wali Kota Depok

Akan tetapi, ia enggan maju sebagai calon independen. Ia masih menganggap bahwa partai politik merupakan kendaraan terbaik buat mengantarnya ke tampuk kekuasaan.

Di sisi lain, batas akhir pendaftaran bakal calon wali kota Depok dari jalur independen akan berakhir pada 23 Februari 2020 nanti.

"Kalau masyarakat sudah oke, tapi kendaraannya tidak punya, kan kita tidak bisa sampai-sampai," jelas Idris.

Ia juga mengaku tak memusingkan dirinya yang hingga kini belum digaet partai politik jelang Pilkada Depok 2020.

Teranyar, Idris yang merupakan kalangan nonpartai malah disebut sebagai "ban serep" oleh Sohibul Iman Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), partai yang mengusungnya pada Pilkada Depok 2016.

Ia beranggapan, setiap partai politik memiliki hak buat mengedepankan kader-kadernya untuk dicalonkan sebagai penguasa wilayah.

"Sah-sah saja saya (disebut 'ban serep). Karena setiap partai politik memiliki hak dan kewajiban untuk mencalonkan kadernya yang terbaik," ujar Idris.

"Kalau saya kan tidak punya partai politik. Itu sih sah-sah saja dan hak-hak mereka (partai politik), saja," ia menambahkan.

Baca juga: Belum Dilirik Parpol Jelang Pilkada Depok 2020, Idris Bergantung pada Warga

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com