Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Jadi Penyebab Banjir, Rumah Pompa Bulak Cabe Sempat Diamuk Warga

Kompas.com - 26/02/2020, 13:55 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rumah Pompa Bulak Cabe, Cilincing, Jakarta Utara sempat jadi sasaran amukan warga pada Selasa (26/2/2020) malam sekitar pukul 19.00 WIB.

Rumah pompa ini jadi sasaran karena dianggap sebagai penyebab banjir di empat RW Kelurahan Cilincing selama tiga hari berturut-turut dari Minggu (24/2/2020).

"Iya warga pada demo, sempat rusuh juga ada yang mecahin kaca juga. Terus ada bapak-bapak sampai bawa linggis, enggak tahu buat apa, karena emosi kali," kata salah seorang warga di sekitar lokasi yang tidak mau disebutkan namanya kepada Kompas.com, Rabu (26/2/2020).

Bahkan, berdasarkan keterangan warga tersebut, salah seorang ibu-ibu yang ikut dalam kerusuhan di Rumah Pompa tersebut kakinya terluka karena pecahan kaca.

Baca juga: Ada Rumah Pompa untuk Antisipasi Banjir, Permukiman Warga Bulak Cabe, Cilincing Justru Sering Kebanjiran

Warga tersebut menyampaikan, warga tersulut emosinya karena sejak ada rumah pompa baru ini, permukiman itu sudah berulang kali terendam banjir dan lama surutnya

Padahal, banjir di kampung-kampung lain yang juga tak jauh dari lokasi sudah surut.

"Yang lain sudah surut RW 006 ke bawah masih banjir," ungkap dia.

Hal itu juga dibenarkan oleh warga RT 011/RW 006 Edi Suherman. Ia menyebutkan selain RW tempat dia tinggal, RW 009, 005 dan RW 010 terendam banjir sejak hari Minggu.

"Biasanya masyarakat Cilincing ini enggak terpengaruh sama hujan. Tapi sejak tahun baru hujan sedikit sudah banjir. Tiga hari kemarin malah hujan enggak seberapa tapi di sini banjir," ucap Edi.

Edi menyebutkan selama tiga hari itu, rumah warga terendam banjir setinggi 20-30 cm. Air sempat mulai surut di hari kedua, namun kembali tinggi kemarin.

Baca juga: Camat Akui Sejumlah Masalah di Rumah Pompa Bulak Cabe yang Jadi Penyebab Banjir

Akhirnya warga yang marah memutuskan untuk berdemo di ke Rumah Pompa Bulak Cabe. Setelah aksi tersebut akhirnya pihak Kecamatan menurunkan lima pompa mobile dan tiga mobil Pemadam Kebakaran untuk menyurutkan banjir.

"Ini baru kering tadi pagi," tutur Edi.

Selain itu, kata Edi, Camat Cilincing juga berjanji akan membangun sodetan air baru di sekitar rumah pompa menuju Kali Cakung Drain pada hari ini.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, tujuh kaca jendela rumah pompa yang dibangun sejak bulan Juli Agustus 2019 ini dalam keadaan pecah.

Sementara di sekitar petugas dari Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) tampak sibuk mempersiapkan pembangunan sodetan.

Namun, pembangunan sodetan ini tampaknya harus merelokasi setidaknya lima rumah warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Maju-Mundur Pedagang Jual Foto Prabowo-Gibran: Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Maju-Mundur Pedagang Jual Foto Prabowo-Gibran: Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com