TANGERANG, KOMPAS.com - Pascadiumumkannya dua warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Depok, Jawa Barat terinfeksi virus Corona, Indonesia resmi menjadi bagian dari 66 negara yang terjangkit Covid-19.
Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan hal tersebut pada Senin (2/3/2020) kemarin.
Bandara Soekarno-Hatta sebagai gerbang masuk hilir mudik warga negara asing (WNA) ke Indonesia pun menjadi sorotan.
Pihak kesehatan Bandara Soekarno-Hatta melalui Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soekarno-Hatta mengakui minimnya petugas pengecekan kesehatan dan banyaknya penumpang hilir mudik dari kedatangan internasional membuat pengawasan kurang maksimal.
Berikut sederet fakta, pengawasan pencegahan virus corona di Bandara Soekarno-Hatta.
Kepala KKP Bandara Soekarno-Hatta, Anas Maruf mengatakan, petugas yang berjaga berkurang akibat dipinjam untuk melakukan evakuasi.
Sedangkan pada hari Minggu, hanya ada sedikit petugas yang bisa bertugas menjaga dan melakukan screening di area kedatangan internasional Bandara Soekarno-Hatta.
"Ada dua petugas kami yang BKO dalam rangka persiapan evakuasi (WNI di Jepang)," ujar dia di Gedung 601 Bandara Soekarno-Hatta, Senin (2/3/2020).
Baca juga: Ditembus Corona, Kepala KKP Bandara Soetta Keluhkan Minimnya Petugas
Selain itu, ada beberapa jam sibuk di hari Minggu yang membuat pengisian kartu kesehatan atau health alert card yang wajib diisi penumpang menjadi semrawut.
"Itu terjadi karena hari Minggu kemarin ada salah satu faktor, yakni adanya empat penerbangan yang datang bersamaan," kata dia.
Proses screening atau pemindaian, lanjut Anas menjadi tidak maksimal.
Dari minimal 15 petugas KKP di Bandara Soekarno-Hatta tersebut, lanjut dia, bisa melayani hingga 90 penerbangan dengan jumlah penumpang mencapai 12.000 orang.
Dia mengatakan terinfeksinya WNI asal Depok oleh virus Corona menjadi catatan KKP Bandara Soekarno-Hatta untuk memaksimalkan proses pemindaian terhadap penumpang dari kedatangan internasional.
"Tentu ini menjadi catatan supaya kita meningkatkan lagi pengamanan atau screening di pintu masuk negara di Bandara Soekarno-Hatta hatta ini," kata dia.
Anas Maruf mengatakan, minimnya petugas dan banyaknya penumpang kedatangan internasional membuat pengisian kartu kewaspadaan kesehatan atau health alert card deteksi virus corona menjadi susah diawasi.