Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Ganjil-Genap dan Jalan Berbayar di Depok Masih Tahap Kajian

Kompas.com - 11/03/2020, 17:57 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok Mohammad Idris mengaku tak bisa menjamin kapan program ganjil genap dan jalan berbayar (ERP) di Kota Depok, sebagaimana yang diwacanakan Badan Pengelola Trasnportasi Jabodetabek (BPTJ), bisa diterapkan.

"Itu semuanya masih dalam kajian, belum selesai kajiannya. Kajiannya bukan di daerah saja, apalagi ini wilayah jalan nasional," kata Idris kepada wartawan di kantor Dinas Perhubungan Kota Depok, Rabu (11/3/2020).

"Akademisi juga melakukan kajian dan masukan buat kami, golnya di kementerian," tambah dia.

Baca juga: Empat Kebijakan yang Diusulkan untuk Atasi Kemacetan di Depok

Idris menyebutkan, proses birokrasi yang melibatkan pemerintah daerah dan pusat membuat penerapan dua program tersebut susah ditargetkan.

Ia mencontohkan program serupa, yakni pemindahan tempat pembuangan akhir (TPA) dari TPA Cipayung ke TPA Lulut Nambo yang beberapa kali molor gara-gara alur birokrasi yang panjang.

"Target susah ditargetkan karena ada kasus-kasus nasional yang cukup mengganggu. Macam-macamlah, misalnya ditargetkan timelinen-ya Oktober, bisa mundur," kata Idris.

"Kasusnya seperti sampah Nambo, kami targetkan 2018, 2019, akhirnya mundur. Mundur lagi sampai ditargetkan Juni 2020 oleh gubernur," ujar dia.

Kepadatan lalu lintas di Depok, karena jumlah kendaraan yang banyak tak sebanding dengan panjang ruas jalan, semakin parah.

Direktur Prasarana BPTJ, Edi Nursalam menyatakan, ruas-ruas jalan di Depok sudah jenuh. Kebijakan ganjil-genap, menurut dia, layak diterapkan.

"Ganjil-genap sangat layak di Depok. Tidak apa-apa. Ini proses pergantian penggunaan jalan. Wajar saja karena jalannya sudah penuh, ya kita gantian memakainya," kata  Edi kepada wartawan di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat pada 24 Februari lalu.

"Tidak bisa lagi kita mengandalkan memasang traffic light, karena tidak banyak berguna," sebut Edi.

Di samping mekanisme ganjil-genap yang sejauh ini telah diterapkan di DKI Jakarta, Edi juga menyodorkan alternatif berupa penerapan jalan berbayar atau ERP (electronic road pricing).

Baik ganjil-genap maupun ERP, ujar Edi, sama-sama telah direncanakan dalam Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ).

Dengan ERP, Pemerintah Kota Depok nantinya justru bisa memutar uang agar bisa menyubsidi operasional angkutan umum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com