Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mahasiswa Indonesia di Tengah Wabah Corona di Korea Selatan...

Kompas.com - 12/03/2020, 20:31 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - AT (26), mahasiswa Indonesia yang kini sedang kuliah di Korea Selatan menceritakan dampak langsung menyebarnya virus corona di negeri gingseng tersebut.

Virus corona yang menyebar sangat cepat membuat beberapa fasilitas umum di Korea Selatan mendapat perlakuan khusus.

Meski banyak fasilitas beroperasi seperti biasa, AT menceritakan perubahan yang terjadi di Korea.

Misalnya transportasi umum, AT mengatakan awalnya terjadi penurunan penumpang pasca melonjaknya warga yang terkena corona.

Baca juga: Kesembuhan 4 Pasien Covid-19, Kabar Baik di Tengah Bertambahnya Kasus Positif Corona

"Kondisi di Korea secara umum normal, fasilitas publik seperti bus dan subway tetap berjalan seperti biasa meskipun jadi berkurang keramaiannya. Pusat-pusat keramaian memang banyak dibatasi untuk pencegahan virus," ucap AT saat dihubungi Kompas.com, Kamis (12/3/2020).

Bukan hanya itu, AT menyebut sehari-hari banyak orang memakai masker dan juga membawa handsanitazer, termasuk dirinya.

Beberapa agenda konser/event baik skala nasional maupun internasional juga batal atau diundur dari waktu semula.

Baca juga: Dua Pasien Diisolasi di RSPI Mengalami Gangguan Kecemasan

Hal ini disebabkan karena keadaan Korea kali ini tidak normal karena virus corona.

"Jadi banyak acara seperti konser, demonstrasi, dan kegiatan ibadah dihentikan sementara untuk mencegah kerumunan massa yang bisa memudahkan penyebaran," ucap AT.

Ketersediaan Makanan

Sejak corona melanda Korea Selatan, AT sempat khawatir soal ketersediaan makanan.

Kekhawatiran ini ditambah lagi dengan menipisnya stok makanan dengan cepat.

Tetapi, pemerintah setempat dengan cepat melakukan penanganan dengan mengendalikan stok makanan dan minuman bagi masyarakat.

"Makanan sehari-sehari masih normal. Selalu tersedia di supermarket dan pasar terdekat. Tidak ada panic buying sekarang-sekarang ini. Di awal memang sempat ada," ucap mahasiswa yang kuliah di provinsi Gyeonggi.

Baca juga: Pemprov DKI: Kasus Virus Corona Banyak Terjadi di Permukiman Tak Kumuh

Waktu kuliah yang padat dibarengi dengan olahraga dan istirahat membuat AT bersama teman-temannya kadang memesan makanan atau bumbu makanan secara online.

Cara ini juga dinilai ampuh dalam menghindari penyebaran virus corona.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com