Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Sebut Uang Bisa Sebarkan Corona, Pemprov DKI Minta Masyarakat Gunakan Transaksi Non-Tunai

Kompas.com - 12/03/2020, 20:56 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengimbau agar warga ibu kota untuk mulai mengurangi penggunaan uang tunai dalam melakukan transaksi.

Pasalnya, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada kemungkinan virus corona dapat berpindah melalui uang tunai.

Untuk itu, Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Herry Djufraini meminta masyarakat agar menggunakan transaksi non-tunai.

Baca juga: Situs Web Pemprov DKI Soal Informasi Virus Corona Diretas, Tak Bisa Diakses

Pembayaran ini bisa dilakukan dengan menggunakan aplikasi di ponsel pintar (smartphone) atau kartu.

"Sebagai upaya untuk mengurangi risiko masyarakat terekspos virus corona, ada baiknya melakukan transaksi secara non-tunai menggunakan mobile banking," ujar Herry dalam keterangan tertulis, Rabu (11/3/2020).

Menurut Herry, imbauan ini sesuai dengan perintah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melalui Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 16 Tahun 2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Risiko Terinfeksi Virus Corona (COVID-19).

Adapun, beberapa sarana pembayaran nontunai yang bisa digunakan di antaranya, e-money (Bank Mandiri), Flazz (Bank BCA), Tap-Cash (Bank BNI), Brizzi (Bank BRI), serta kartu nontunai milik Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI, Jakcard dan JakLingko

Selain itu, ada juga produk mobile banking seperti JakOne Mobile sebagai salah satu solusi bertransaksi pengganti uang tunai.

Sebelumnya, WHO meminta semua orang untuk segera mencuci tangan dengan sabun setelah menggunakan uang tunai.

Anjuran ini dikeluarkan setelah virus corona menyebar ke puluhan ribu orang di seluruh dunia dengan sangat cepat.

Ada kemungkinan, infeksi mematikan dari penyakit Covid-19 dapat berpindah melalui uang tunai.

Baca juga: Cerita Mahasiswa Indonesia di Tengah Wabah Corona di Korea Selatan...

"Uang tunai sering berpindah tangan, dan di sana (uang kertas) bisa jadi sarang berbagai bakteri dan virus," kata juru bicara WHO seperti dilansir New York Post, Minggu (8/3/2020).

"Kami menyarankan semua orang untuk segera mencuci tangan setelah memegang uang kertas dan jangan menyentuh wajah," imbuh WHO.

Pengawas kesehatan internasional menambahkan, jika memungkinkan, sebaiknya gunakan pembayaran non-tunai.

Diketahui, saat ini terdapat 34 kasus corona di Indonesia.

Tiga dari 34 pasien tersebut dinyatakan sembuh. Satu orang dinyatakan meninggal dunia yakni kasus 25.

Sementara masih ada dua pasien yang hasil uji laboratoriumnya sudah menunjukkan negatif corona.

Namun, pasien 03 dan pasien 10 ini masih harus menunggu hasil uji lab kedua. Jika masih negatif, maka bisa dipulangkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com