Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar Video Karyawan PGC Terinfeksi Virus Corona, Pihak Manajemen Sebut Hoaks

Kompas.com - 16/03/2020, 14:04 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah video seorang pasien yang diduga terinfeksi virus corona diangkut sebuah ambulans, tersebar viral melalui aplikasi pesan WhatsApp. Peristiwa itu diduga terjadi pusat perbelanjaan PGC, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Dalam video berdurasi 19 detik tersebut, terdengar suara seorang perempuan yang menginformasikan seorang pasien terinfeksi virus corona diangkut sebuah ambulans. Pasien itu diduga merupakan karyawan yang bekerja di Mal PGC.

"Ya Allah di PGC sudah kena satu (terinfeksi virus corona). Tutup sajalah PGC nya, itu kan karyawan atas ya," ujar perempuan dalam video seperti dikutip Kompas.com, Senin (16/3/2020).

Baca juga: Sejumlah Rapat di DPRD DKI Dibatalkan karena Corona, Kecuali Pembahasan Wagub

Menanggapi beredarnya video itu, Property Manager PGC Jumono Josafat membantah informasi dalam video itu. Dia mengatakan, informasi yang disampaikan dalam video itu adalah hoaks alias tidak benar.

Menurut Jumono, pasien yang diangkut ambulas itu tidak terinfeksi virus corona. Pasien itu hanya mengalami kelelahan dan memiliki riwayat penyakit asma.

"Orang tersebut hanya mengalami kelelahan dan memiliki riwayat sakit asma. Kedatangan ambulans ke PGC adalah inisiatif dari salah satu pemilik toko atau atasan yang bersangkutan untuk membawa ke rumah sakit terdekat guna mendapatkan pertolongan," kata Jumono dalam keterangan tertulis.

Baca juga: Petugas Medis Positif Corona Meninggal, Pemerintah Diminta Pastikan Standar Alat Pelindung Diri

Saat ini, lanjut Jumono, pasien yang merupakan karyawan salah satu toko di PGC itu telah pulang dari rumah sakit. Hasil pemeriksaan pun menunjukkan pasien itu tidak terinfeksi virus corona.

"Pasien atau orang tersebut sudah diizinkan pulang oleh rumah sakit terkait," ungkap Jumono.

Jumono mengimbau masyarakat tak mudah percaya informasi yang beredar di media sosial tanpa ada penjelasan dari instansi terkait.

"Terhadap pelaku penyebaran berita atau video hoaks tersebut, saat ini sedang dilakukan proses hukum di Polres Metro Jakarta Timur," ungkap Jumono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat Sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat Sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com