JAKARTA, KOMPAS.com - Maria Darmaningsih, eks pasien positif covid-19 yang sempat dirawat di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, telah dinyatakan sembuh.
Ia dan anaknya kini sudah kembali pulang ke rumahnya di Depok setelah diisolasi di rumah sakit.
Dosen tari di Institut Kesenian Jakarta itu membagikan ceritanya ketika dia diisolasi di rumah sakit.
Baca juga: Pesan Ratri Anindyajati untuk Pasien Positif Covid-19: Jangan Panik, Pasti Bisa Sembuh
Saat berada di ruang isolasi, ia senang kala itu dibekali kertas dan cat poster. Cat dan poster itu ia gunakan untuk belajar melukis, mengisi kebosanan saat berada di ruang isolasi.
Awalnya hanya coretan biasa yang ia tuang di kertas putih itu.
Namun, lama kelamaan kertas itu ia penuhi dengan lukisan sesuai gambaran hatinya kala itu.
“Selama saya diisolasi saya beruntung sekali mendapatkan kertas dan cat poster. Jadi saya belajar mencoret- coret sampai akhirnya jadi lukisan,” ucap Maria seperti dikutip di BBC.
Baca juga: Dilema Pesta Adat Pernikahan Batak di Tengah Merebaknya Virus Corona
Maria bersyukur dengan dibekali cat dan poster bisa membuatnya tak jenuh bahkan stres berada di ruang isolasi sendiri.
Dengan melukis, ia bisa membuang covid-19 dari tubuhnya tanpa memikirkan sakit yang diperjuangkannya kala itu.
“Jadi itu bagian self healing yang luar biasa bagi saya,” kata dia.
Baca juga: Pasien 01 Tak Dapat Berjemur dan Diinfus Antibiotik Selama Diisolasi
Kini ia telah sembuh dan kembali di rumah. Meski telah sembuh, ia tetap masih harus berisitirahat di rumah selama tujuh hingha 14 hari kedepan.
Sementara itu, anak Maria, Ratri Anindjayadjati, menghabiskan waktunya dengan berolahraga.
Maria Darmaningsih, Ratri, dan adiknya Sita Tyasutami merupakan pegiat seni. Ketiganya terbiasa aktif bergerak dan tak nyaman hanya berdiam diri di atas ranjang.
"Kami bertiga aktif banget. Jadi, kami bertiga mau bagaimana lagi? Olahraga, olahraga saja," ungkap Ratri.
Baca juga: Penyintas Covid-19 sempat Coba Head-stand untuk Hilangkan Bosan di Ruang Isolasi
Ia menceritakan, bahkan adiknya, Sita, pernah berusaha melalukan head-stand alias berdiri dengan bertumpu pada kepala, di atas kasur.
Upaya mereka untuk tetap bergerak di atas kasur kemudian membuat perawat mereka tampak sedikit cemas.
"Terus di intercomm-nya, (perawat berujar), 'Mbak Sita, hari-hati, ya infusnya'," kata Ratri.
"Saya suka jingkrak-jingkrak juga di atas kasur kalau bosan, sambil teleponan. Terus (perawat berujar di) intercomm-nya, 'Mbak Ratri, jangan mundur-mundur lagi ya, nanti jatuh'," kata dia menirukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.