BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bekasi mewacanakan pembatasan aktivitas warganya ke DKI Jakarta.
Hal itu dilakukan mencegah penyebaran Covid-19 di kawasan Bekasi.
“Jika DKI Jakarta perkembangannya meningkat luar biasa, maka tugas saya adalah mengamankan warga untuk tidak melakukan interaksi kegiatan maupun kerja,” ujar Wali Kota Bekasi, Rachmat Effendy atau Pepen di Bekasi, Kamis (19/3/2020).
Baca juga: Soal Pembatasan Warga Bekasi Ke Jakarta, Pemkot Tunggu Jumlah Pasien Covid-19 Meningkat
Pepen mengatakan, kebijakan pembatasan aktivitas ke Jakarta ini menjadi pilihan demi kemanusiaan.
Sehingga tidak ada lagi warga Bekasi yang terpapar Covid-19.
Saat ini, sekitar 60 persen warga Bekasi beraktivitas di Jakarta.
Sehingga keputusan pembatasan itu, menurut Pepen, pilihan terbaik jika jumlah pasien Covid-19 di Jakarta meningkat.
“Tapi pada saat dijadikan luar biasa (status Covid-19) oleh DKI sudah pasti itu (pembatasan diterapkan). Orang juga punya perasaan sesuatu, entah itu rasa takut, was-was. Saya kan punya 2,4 juta, 60 persen warga ke Jakarta, wajar kalau saya imbau pada saat itu untuk tidak masuk Jakarta," kata Pepen.
“Dan itu betul-betul untuk kemanusiaan, karena jiwa, enggak berpikir itu ekonomi,” lanjut dia.
Meski demikian, hingga kini belum menerapkan kebijakan pembatasan itu.
Baca juga: Pasien Positif Corona di Jabar 22 Orang, Ridwan Kamil Sebut Mayoritas di Bekasi
Sebab sampai saat ini jumlah pasien Covid-19 di Jakarta menurut Pepen masih stabil.
Ia berharap pasien Covid-19 setiap harinya berkurang. Sehingga rencana pembatasan itu batal dilakukan.
“Nah, ternyata setiap sore malam pagi saya lihat di Jakarta itu stagnan. Mudah-mudahan kalau seperti itu berarti kan tidak perlu dikhawatirkan (penyebaran Covid-19 ke Bekasi),” tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.