JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di Indonesia semakin meningkat hari demi hari, khususnya di Jabodetabek. Pasien yang berdatangan ke rumah sakit pun terus bertambah.
Meski demikian, masing-masing rumah sakit yang dirujuk oleh pemerintah nyatanya belum siap 100 persen.
Sebab, stok alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis yang dimiliki rumah sakit nyatanya tidak seimbang dengan jumlah pasien yang terus berdatangan.
Baca juga: Jumlah ODP dan PDP Corona di RSUD Tasikmalaya Naik, Stok APD Menipis
Akibatnya, banyak tenaga medis yang menggunakan perlengkapan seadanya. Bahkan, beberapa di antara mereka membeli sendiri APD demi menjaga keselamatannya masing-masing.
Keselamatan tenaga medis pun kerap kali terancam dengan kondisi tersebut.
Mawar, bukan nama sebenarnya, diketahui sebagai salah satu perawat di rumah sakit rujukan pemerintah yang menangani Covid-19.
Dia mengaku kerap khawatir setiap kali menerima pasien yang diduga terjangkit epidemi global itu. Sebab, ia tak dibekali APD yang lengkap.
Padahal, ia menyadari memiliki risiko tinggi andai pasien yang ditanganinya itu ternyata positif Covid-19.
Namun, ia mencoba menepikan rasa khawatirnya demi melayani pasien dengan baik. Sebab, ini Mawar sebut sebagai risiko seorang tenaga medis yang melayani pasien hingga sembuh meski tahu penyakit itu bahaya pula untuknya.
Baca juga: Sumut Minta 10.000 APD untuk Petugas Medis yang Tangani Covid-19
“Kalau dibilang takut, ya pasti takut. Tapi bismillah saja, ini udah jadi bagian dari tugas profesi yang aku pilih. Aku khawatir, apalagi APD seadanya,” ucap Mawar kepada Kompas.com, Jumat (20/3/2020).
Mawar mengatakan, untuk menangani pasien terduga Covid-19, ia hanya dibekali pakaian operasi yang sebenarnya tidak sesuai dengan standar operasional.
Setiap harinya, ia melayani 15 hingga 25 pasien terduga Covid-19, tanpa mengetahui apakah nantinya status terduga itu akan naik jadi positif atau tidak.
“Aku cuma pakai baju gaun yang dipakai buat operasi bukan baju astronot yang sesuai standar,” kata Mawar.
Selain itu, untuk masker, ia dibekali masker N-95 yang digunakannya selama seminggu merawat pasien terduga Covid-19.
Baca juga: Sepenggal Cerita Pejuang Corona, APD Jas Hujan Plastik dan Melawan Rasa Takut Tertular
Keadaan tersebut yang kadang membuatnya prihatin. Bahkan tak sering ia mengeluh dengan keadaan para medis yang memprihatinkan.