JAKARTA, KOMPAS.com - Meningkatnya jumlah pasien positif Covid-19 membuat rumah sakit harus terus siaga dan tetap melayani.
Meski pasien terus berdatangan, beberapa rumah sakit nyatanya juga belum siap 100 persen dalam menghadapi pandemi ini.
Imbasnya, tenaga medis yang berada di garda terdepan juga terdampak virus corona lantaran stok alat pelindung diri (APD) yang dimiliki rumah sakit kenyataannya tidak seimbang dengan jumlah pasien yang terus berdatangan.
Kondisi kian miris lantaran 25 orang tenaga medis dinyatakan positif Covid-19, dan satu orang di antaranya telah meninggal dunia.
Baca juga: 25 Tenaga Medis di Jakarta Positif Corona, 1 Orang Meninggal Dunia
Berikut fakta-fakta kondisi terkini tenaga medis di Indonesia yang berjuang merawat pasien terkait Covid-19:
Mawar dan Melati merupakan dua dari puluhan tenaga medis yang bertugas untuk menangani pasien terinfeksi virus corona.
Mereka bekerja di salah satu rumah sakit yang jadi tempat rujukan pemerintah dalam menangani kasus corona.
Bukan tanpa beban, mereka mengaku kerap khawatir setiap kali menerima pasien yang diduga terjangkit pandemi global itu.
Sebab, salah satu dari mereka bekerja dengan tidak dibekali APD yang lengkap.
Baca juga: Begini Kondisi Tenaga Medis Tanpa APD Layak Saat Tangani Covid-19
Padahal, tenaga medis memiliki risiko tinggi andai pasien yang ditanganinya itu ternyata positif Covid-19.
“Kalau dibilang takut, ya pasti takut. Tapi bismillah saja, ini udah jadi bagian dari tugas profesi yang aku pilih. Aku khawatir, apalagi APD seadanya,” ucap Mawar kepada Kompas.com, Jumat (20/3/2020).
Sampai-sampai saat bekerja Mawar belum menggunakan APD yang tidak sesuai standar pada umumnya untuk menangani corona.
“Aku cuma pakai baju gaun yang dipakai buat operasi, bukan baju astronot yang sesuai standar,” sambung Mawar.
Setiap harinya, 15 hingga 25 pasien terduga Covid-19 dilayani oleh tenaga medis.
Tak jarang pula ia membeli masker menggunakan uang pribadi untuk dipakainya selama bertugas.