JAKARTA, KOMPAS.com - Bekerja dan belajar dari rumah sudah dianjurkan langsung oleh Presiden Indonesia Joko Widodo atau Jokowi demi mencegah penyebaran virus corona tipe 2 yang menyebabkan Covid-19.
Sejak Senin lalu, kebanyakan sekolah di Jabodetabek sudah memberlakukan belajar di rumah bagi para siswa.
Guru kemudian melakukan pengajaran dari rumah dengan berbagai metode, mulai dari video conference hingga group chat pada jam-jam tertentu.
Baca juga: KPAI Terima 51 Pengaduan Online soal Kegiatan Belajar di Rumah
Sejumlah guru mengatakan, karena tidak bertatap muka langsung, suasananya agak canggung. Namun, mereka terus mengajar meski ada sejumlah kendala.
Jeri (45), seorang guru SD, menilai positif kebijakan belajar di rumah bagi para siswa.
"Sebagai guru, saya menyikapi bahwa hal ini adalah sikap yang tepat, di mana keadaan yang tidak memungkinkan untuk bertemu satu sama lain, bisa berdampak fatal karena adanya wabah virus yang tidak bisa dianggap main-main. Sangat berbahaya," kata Jeri melalui pesan singkat, Sabtu (21/3/2020).
Kendati setuju, awalnya Jeri sulit beradaptasi karena komunikasi yang tadinya berlangsung dua arah kini menjadi satu arah.
Murid lebih banyak mendengar arahan dan penjelasan guru, apalagi kalau lewat video, Jeri harus melihat satu per satu anak muridnya.
"Kendala yang didapat adalah komunikasi. Biasa dua arah. Kali ini hanya satu arah, kurang interaksi dari siswa. Sekalipun bisa dibuat dua arah, sepertinya akan mengalami kendala, yang dihadapi bukan satu siswa, tapi 20 siswa. Bisa tidak fokus," ucap Jeri.
"Saat di sekolah, komunikasi dua arah, tanya jawab, pendelegasian tugas dari guru ke siswa lebih jelas dan efektif," sambungnya.
Walau sulit, Jeri tetap berupaya. Dirinya tidak mau anak didiknya tertinggal mata pelajaran dan nantinya membebani mereka saat menghadapi ujian.
Baca juga: Jokowi: Bekerja dan Belajar di Rumah, Jangan Jadi Kesempatan Liburan
Tak jarang Jeri mengirimkan video tutorial mengajarnya agar para muridnya bisa mengulang lagi jika jam sekolah sudah selesai.
Senada dengan Jeri, Regi (25), guru muda yang mengajar di SD swasta, mengaku sekolahnya sudah mempersiapkan belajar jarak jauh dengan memanfaatkan e-learning.
"Kami tetap laksanakan belajar secara jarak jauh. Sekolah kami kebetulan punya website khusus untuk menjadi media," ucap Regi, Sabtu.
Dengan situs webitu, anak-anak bisa langsung belajar sesuai dengan mata pelajaran yang ada atau dijadwalkan pada hari itu.