Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Mereka yang Masih Kerja: Pengin WFH Bukan untuk Bersantai, tapi Takut Corona

Kompas.com - 23/03/2020, 14:11 WIB
Walda Marison,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah mengintruksikan warganya untuk kerja dari rumah. Instruksi itu mulai serius diimplementasikan mulai hari ini, Senin (23/3/2020).

Namun, nyatanya imbauan tersebut agaknya tidak terlalu dipedulikan oleh beberapa orang.

Salah satu karyawan yang masih sibuk berangkat pagi untuk bekerja adalah Ghina. Dia bahkan mengunggah foto yang memperlihatkan kondisi keramaian di dalam KRL pagi ini. 

Baca juga: Ketua DPRD DKI Minta Pekerja Tetap Produktif meski Kerja dari Rumah

"Kereta 15–30 menit sekali. Enggak ada social distancing. Terus kalau amit-amit gua jadi carrier enggak mungkin pihak transportasi atau pihak perusahaan mau tanggung jawab. Gua masih punya keluarga, teman, saudara. Mantap emang nih! Padahal dengan begini risiko penyebaranya tinggi," tulis Ghina melengkapi keterangan foto yang diunggah.

Saat dikonfirmasi, Ghina mengatakan kepada Kompas.com bahwa kondisi kepadatan penumpang yang dia abadikan tersebut terjadi di Stasiun KRL Citayam, Depok.

Ghina kemudian mengeluhkan kebijakan yang diterapkan kantornya. Dia menilai tidak ada kebijakan yang meringankan karyawan di tengah merebaknya pandemi Covid-19.

Baca juga: Cegah Corona, ASN Pemprov Babel Terapkan Kerja dari Rumah

“Sampai hari ini belum ada keputusan untuk WFH di kantor saya, semua karyawan masuk seperti biasa,” kata dia.

Walaupun Pemprov DKI sudah meningkatkan status terkait virus dengan nama resmi SARS-CoV-2, manajemen kantor tempat Ghina bekerja masih saja bergeming tanpa mengindahkannya.

"Sampai hari ini belum ada kebijakan apapun dari kantor saya saat wabah corona, sekalipun Pemprov DKI bilang sudah harus WFH tapi HRD belum memutuskan apapun," kata dia.

"Kantor hanya kasih hand sanitizer dan masker, satu kotak satu ruangan. Jadi paling satu orang cuma dapat tiga," tambah dia.

Baca juga: Cegah Penularan Covid-19, Lebih dari 20.000 PNS DKI Kerja dari Rumah

Tidak hanya Gina, Tina juga merasakan hal yang sama. Karyawan perusahaan transportasi milik pemerintah itu mengaku tidak bisa bekerja dari rumah karena harus melayani publik. 

“Nah ini susah karena masih ada pegawai–pegawai di luar tranportasi  yang masih belum WFH, jadi berimbas sama yang pekerja transportasi juga,” kata dia.

Tina berharap pemerintah harus bersikap tegas pada perusahaan yang masih mempekerjakan karyawaanya di saat seperti ini.

“Menurut saya, kalau emang mau semi-lockdown atau dikarantina gini, mending benar-benar berlaku untuk semua. Kecuali untuk tenaga medis. Solusi transport-nya ya harus disediain dari pemerintahnya, kayak dibuat bus khusus nganterin mereka pulang,” kata dia.

Dia berharap pihak pemerintah dan perusahaan bisa lebih peka memperhatikan pegawainya. Bukan hanya sebatas mencari laba semata.

“Kami bukanya pengin WFH tuh supaya leha-leha di rumah, tapi memang saya takut corona-nya,” pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com