JAKARTA, KOMPAS.com - Waktu operasional kereta rel listrik (KRL) diperpendek pada Senin (23/3/2020) oleh PT Kereta Commuter Indonesia (KCI).
Tujuannya untuk mencegah penyebaran virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19.
Minggu (22/3/2020), Vice President Corporate Communications PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba mengatakan, waktu operasional KRL diperpendek menjadi pukul 06.00 sampai 20.00 WIB.
Baca juga: Imbas Pembatasan Operasional KRL, Penumpang Numpuk di Kereta dan Bikin Warganet Kesal
"Jam operasional seluruh lintas/rute KRL adalah mulai pukul 06.00 sampai 20.00 WIB, mengoperasikan 713 perjalanan KRL," ujar Anne melalui siaran pers, Minggu.
Pengurangan dari 991 rangkaian menjadi 713 rangkaian KRL akan berimbas pada selang waktu tiba (headway) antar-KRL.
Headway KRL paling cepat menjadi 10 menit dan paling lama menjadi 30 menit.
Senin (23/3/2020) pagi, kebijakan yang tujuannya untuk mengurangi kerumunan justru berbalik kontraproduktif.
Kondisi di sejumlah stasiun nampak padat lantaran kerumunan orang yang semakin banyak.
Jumlah kereta tidak sebanding dengan jumlah penumpang yang masuk ke dalam stasiun dan menunggu kereta.
Penumpukan penumpang ini diperparah dengan lamanya selang waktu kedatangan KRL.
Sontak, jemari para penumpang tak tahan untuk melayangkan protes pada PT KCI.
Di media sosial Twitter, penumpang ramai-ramai mengeluhkan kebijakan yang membuat social distancing tidak dapat diterapkan.
Warganet juga tak segan menyampaikan keluhan mereka dengan menyebut nama atau mention akun Twitter resmi PT KCI, @commuterLine.
"Kebijakan Commuterline membatasi perjalanan kereta malah bikin numpuk penumpang. Masyarakat nggak pada di rumah apa gimana sih?" bunyi twit akun @Zayinxxx.
Baca juga: Dievaluasi, Operasional KRL Kembali ke Jadwal Normal Mulai Pukul 15.00 WIB
"Kereta arah Sudirman, pelayanan keretanya bilang "jaga jarak" kalau kondisi dalam gerbongnya begini, gimana jaga jaraknya min?" bunyi twit akun lainnya @mujadilxxx sambil menyertakan foto kondisi gerbong KRL yang dipenuhi penumpang.