Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terapkan Isolasi Kemanusiaan di Bekasi, Wakil Wali Kota: Untuk Shock Therapy Warga yang Keluar Rumah

Kompas.com - 02/04/2020, 13:30 WIB
Cynthia Lova,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto mengatakan, aturan isolasi atau karantina kemanusiaan telah diterapkan di sejumlah kelurahan di wilayahnya.

Ia mengatakan, isolasi kemanusiaan itu dibentuk dengan harapan bisa menjadi shock therapy masyarakat yang tetap nekat keluar rumah.

“Itulah kita lebih memilih karantina kemanusiaan jadi yang kita batasi pergerakan orang gitu lho, jadi seperti berprasangka kalau keluar harus izin. Sehingga dia merasa tidak ada yang mendesak, tidak keluar, itu sebetulnya kita inginnya ada shock therapy-nya seperti itu,” ujar Tri saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/3/2020).

Baca juga: Wali Kota Bekasi Minta Warganya Lakukan Isolasi Kemanusiaan

Tri mengatakan, perumahan atau komplek yang berinisiatif menerapkan isolasi kemanusiaan menutup akses keluar masuk masyarakat di lingkunganya.

Sehingga jika ada yang hendak keluar dari perumahan tersebut harus lapor terlebih dahulu ke RT dan RW setempat .

Dengan begitu, RT dan RW setempat bisa men-tracking dengan mudah jika ada warganya yang terpapar Covid-19.

“Iya kan makanya cluster-nya ditutup satu pintu. Terus nanti ditanya, ibu mau kemana? Ini mau ketemu siapa? Jadi kalau si ibu ini kena (Covid-19) kita bisa men-tracking, oh perjalanan ibu ke sini. Sebenernya begitu tujuannya jangan merasa kalau RT RW-nya kepo banget, kalau si ibu ini positif kan bisa tahu, berarti temannya ibu yang ditemuinya pasti kan ODP,” kata dia.

Sebelumnya diberitakan, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi meminta warganya untuk lakukan isolasi kemanusiaan.

Hal itu dituangkan di dalam surat edaran dengan nomor 440/2301/Dinas Kesehatan tentang isolasi kemanusiaan terhadap warga Kota Bekasi dalam penyebaran virus corona atau Covid-19.

Pria yang akrab disapa Pepen itu mengatakan, permintaan isolasi kemanusiaan ini sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19 semakin masif di wilayahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com