Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatir Terpapar, Damkar Jakpus Hindari Penyemprotan Disinfektan di Zona Merah Covid-19

Kompas.com - 03/04/2020, 16:05 WIB
Tria Sutrisna,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin PKP) Jakarta Pusat mulai mengurangi penyemprotan disinfektan di jalan permukiman atau lingkungan masyarakat. Kini mereka lebih memprioritaskan jalan protokol.

Sudin PKP beralasan, pihaknya mulai khawatir dengan peningkatan jumlah kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta dan wilayah sebaran virus corona yang makin luas.

“Awal-awal kemarin, kami ke masjid, tempat ibadah, terus ruang-ruang umum kayak RPTRA. Karena sekarang sudah banyak yang terindikasi, ya jadi sekarang prioritas kami cuma jalan-jalan saja,” ujar Kasiops Damkar Jakarta Pusat Syarifudin kepada Kompas.com, Jumat (3/4/2020).

Baca juga: Lebih dari 200 Titik Telah Disemprot Disinfektan oleh Damkar Jakarta Pusat

Syarifudin mengaku tidak akan melakukan penyemprotan secara door to door karena alat pelindung diri atau APD yang dimiliki personelnya belum lengkap.

Hal itu membuat Syarifufin khawatir anggotanya bisa terpapar Covid-19 jika tetap memaksakan penyemperoptan di permukiman.

“Karena APD kami belum lengkap juga, anak buah kasian juga. Kami kan cuma pakai jas hujan saja sama masker, kami kan khawatir. Kalau (di lokasi) sudah terindikasi kami enggak tahu kan,” ungkapnya.

Untuk itu, Sudin PKP Jakarta Pusat kini lebih memprioritaskan kegiatan disinfekatasi di jalan protokol agar penyemprotan bisa dilakukan menggunakan mobil.

Baca juga: Salah Satu Zona Merah Covid-19, Seluruh Kawasan Kebayoran Baru Disemprot Disinfektan

Di sisi lain, personel yang bertugas mengenakan APD seadanya untuk meminimalisir terjadinya penularan.

“Jadi yang bisa digunakan pakai mobil, di jalan protocol atau jalan lingkungan yang masih bisa masuk mobil dan bisa di lalui sama kendaraan aja,” kata Syarifudin.

"Kalau nanti yang wilayah sudah terindikasi, nanti dari pihak kesehatan atau PMI, karena dia mungkin APD-nya dia lebih lengkap, lebih bagus,” tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com