Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Konveksi di Pamulang Keluhkan Harga Bahan yang Meroket di Tengah Pandemi Covid-19

Kompas.com - 10/04/2020, 16:06 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Muhammad Kahfi, pemilik usaha konveksi di Pamulang Timur, Tangerang Selatan, mengeluhkan dengan kenaikan bahan yang meningkat di tengah pandemi Covid-19.

Kahfi yang mulanya memproduksi pakaian olahraga dan beralih memproduksi alat pelindung diri (APD) terus memutar otak untuk mendapatkan bahan baku dengan harga sesuai.

Pasalnya, pembuatan APD yang saat ini dilakukan dalam dua pekan terakhir bukan untuk komersil, melainkan didonasikan kepada tenaga medis yang menangani kasus Covid-19 di puskesmas dan rumah sakit.

Baca juga: Prihatin dengan Tenaga Medis, Pengusaha Konveksi di Pamulang Produksi APD dan Bagikan Secara Gratis

"Kita yang lagi bingung bahan bakunya yang naik. Semula saya beli bahan (spundbond) buat goodie bag itu Rp 2.500, saat ini sudah Rp 18.000 per-meter," kata Kahfi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/7/2020).

Kahfi mengatakan, selama membangun usaha konveksi, seluruh bahan yang akan diproduksi didapat dari kawasan Bandung, Jawa Barat.

"Saya dapat bahan di Bandung. Sampai untuk APD ini juga ambil dari sana. Makanya saya sempat heran di situasi saat ini ada yang memanfaartkan dengan menaikan harga," ucapnya.

Sampai saat ini, Kahfi sendiri masih bahan baku yang lebih murah.

Terakhir, ada salah seorang rekanannya menawarkan bahan dalam spesifikasi yang sama dengan harga yang lebih 'miring'.

"Tadi ada pabrik (bahan) di Bandung menawarkan saya dengan harga Rp 10 per meter. Lebih murah," kata Kahfi.

Kini, Kahfi berharap agar pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan soal harga bahan baku yang sama rata satu dengan lainnya.

Baca juga: Utamakan Pesanan APD, Konveksi Rumahan di Jakarta Pusat Rela Tunda Produksi Pakaian

"Saya berharap ada kebijakan dari pemerintah untuk menyamakan harga bahan baku yang sama. Karena saat ini beda-beda. Ada teman saya dapat yang lebih murah dari saya," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com