JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan rapid test (tes cepat) virus corona (Covid-19) terhadap 47.588 warga di seluruh wilayah DKI Jakarta.
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan, sebanyak 1.791 orang dinyatakan positif berdasarkan hasil pemeriksaan.
Untuk persentase positif bagi yang mengikuti rapid test adalah 3,8 persen.
"Kami sampaikan juga rapid test masih dilakukan di 6 wilayah kota serta pusat pelayanan kesehatan. Saat ini terdapat 47.588 yang sudah menjalani rapid test," ucap Ani dalam konferensi pers di Balai Kota yang disiarkan akun Youtube Pemprov DKI, Jumat (17/4/2020).
Baca juga: 36 Orang Positif Covid-19, Asrama Bethel Petamburan Disemprot Disinfektan
Sementara itu, 45.797 orang lainnya dinyatakan negatif setelah mengikuti rapid test tersebut.
Rapid test merupakan teknik pengetesan keberadaan antibodi terhadap serangan kuman di dalam tubuh.
Hasil rapid test tak boleh dan tak bisa digunakan secara mandiri untuk mengonfirmasi keberadaan atau ketiadaan infeksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 di dalam tubuh.
Untuk mengonfirmasi keberadaan virus corona secara akurat dalam tubuh seseorang harus dilakukan test swab dengan metode PCR.
Hasil tes dari rapid test adalah reaktif (ada reaksi terhadap keberadaan antibodi) atau non-reaktif (tidak ada reaksi terhadap keberadaan antibodi).
Jika Anda sempat membaca hasil rapid test adalah positif atau negatif, harus dimaknai sebagai positif atau negatif terhadap keberadaan antibodi dalam tubuh, bukan positif atau negatif terhadap keberadaan virus corona penyebab Covid-19.
Baca juga: Anies: Potensi Kekeliruan Rapid Test Tinggi, Kami Dorong Tingkatkan PCR
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya mengatakan, potensi kekeliruan hasil rapid test Covid-19 cukup tinggi.
Karena itu, sebaiknya pemerintah memperbanyak tes dengan metode polymerase chain reaction (PCR).
Anies berujar, orang yang dinyatakan negatif berdasarkan hasil rapid test belum tentu tidak terjangkit Covid-19.
Orang tersebut bisa saja menularkan virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2) kepada orang lain.
"Itulah sebabnya kami merasa lebih baik fokus kepada PCR daripada pakai rapid test," kata dia.
Baca juga: Penjelasan Tangerang Ambulance Service soal Biaya Pemulasaraan Jenazah Covid-19 hingga Rp 15 Juta