Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDI: Depok Harusnya Lakukan 200-300 Tes Covid-19 PCR Per Hari

Kompas.com - 23/04/2020, 19:36 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di Kota Depok belum menunjukkan tanda-tanda mereda meskipun pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sudah sepekan lebih diterapkan.

Selama sepekan perdana pelaksanaan PSBB di Depok, kasus positif Covid-19 naik 59 angka, sedangkan jumlah PDP (pasien dlaam pengawasan) melonjak 75 orang.

Data terbaru per Rabu (22/4/2020), jumlah PDP Covid-19 mencapai 735 orang yang masih diawasi.

Baca juga: RSUD Depok Miliki Mesin PCR untuk Tes Covid-19 Awal Mei

Pada kategori pasien positif Covid-19, total sudah 222 kasus yang terkonfirmasi, dengan 13 orang dinyatakan sembuh dan 17 meninggal dunia.

Angka kematian itu belum menghitung 44 pasien yang meninggal dicurigai (suspect) karena Covid-19 sejak 18 Maret 2020, namun hasil tes laboratoriumnya masih menanti pengumuman Kementerian Kesehatan RI.

Di sisi lain, kapasitas rumah sakit harus terus ditambah berpacu dengan waktu.

Pasalnya, seorang pasien bisa menghabiskan waktu lebih dari sepekan di rumah sakit hanya karena menanti hasil tes Covid-19 yang lama terbit.

Minimnya kemampuan tes Covid-19 di Kota Depok diakui oleh Ketua Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Depok, Alif Noeriyanto.

Baca juga: UPDATE Rapid Test di Jakarta hingga 23 April: 2.687 Warga Terindikasi Covid-19

Alif beranggapan, bercermin pada ekskalasi kasus Covid-19 di Depok saat ini, Depok harusnya melakukan 200-300 tes Covid-19 berbasis PCR (polymerase chain reaction) dalam sehari untuk menekan jumlah kasus.

"Dengan angka yang sekarang, PDP 700-an, yang positif 200-an, harusnya kita bisa PCR 200-300. Itu sudah bagus sekali," jelas Alif kepada Kompas.com, Kamis (23/4/2020).

"Kalau sekarang hanya puluhan doang. Jauh lah (dari ideal)," ia menambahkan.

Hingga hari ini, hanya RS Universitas Indonesia instansi di Depok yang memiliki mesin PCR untuk melakukan pemeriksaan sampel pasien suspect Covid-19.

Sisanya, sampel para pasien dikirimkan ke Kementerian Kesehatan untuk diuji positif atau negatif Covid-19.

Baca juga: 11 Dokter Terinfeksi Covid-19 di Kota Bekasi

Padahal, kata Alif, dalam sehari ada lebih dari 200 sampel pasien suspect (dicurigai) Covid-19 yang dikirimkan oleh puskesmas-puskesmas untuk segera dites.

Menurut Alif, pemberian keleluasaan kepada rumah sakit swasta di Depok untuk mengadakan sendiri mesin PCR untuk tes Covid-19 dapat menjadi jawaban masalah ini.

Namun, ia tak menutup mata bahwa gagasan itu bakal terjegal oleh birokrasi dan regulasi pengadaan alat kesehatan di pemerintah pusat yang masih kaku di tengah pandemi.

"Kalau bisa lebih dari 10 (laboratorium tes Covid-19 berbasis PCR) lebih bagus. Tapi, sekarang ini pengadaannya kan terkait problem birokrasi dan regulasi. Di saat pandemi seperti ini birokrasi dan regulasi harusnya bisa diperlunak lah," tukas Alif.

"Depok kan terbagi barat, tengah, dan timur. Kalau kita punya 10 laboratorium, itu kita bisa mengambil dan memeriksa (sampel) sampai ratusan sehari," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com