Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilema Buruh Pasca-PHK, Bingung Hidupi Keluarga, tetapi Tak Bisa Pulang Kampung

Kompas.com - 29/04/2020, 16:32 WIB
Singgih Wiryono,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Salah satu buruh di Kota Tangerang, Arief Budiarto, memiliki kisah pilu setelah pada 22 April lalu PT KBS, tempat dia bekerja, resmi melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Arief tidak sendiri, dia bersama 31 orang lainnya terpaksa harus kehilangan mata pencarian karena pandemi Covid-19.

"Perusahaan tidak melanjutkan karena alasannya Covid-19, dan bisa dibilang pailitlah," kata Arif saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (29/4/2020).

Baca juga: Beri Bantuan, Kemensos Dapat Keluhan Buruh Sulit Penuhi Kebutuhan

Arif yang kini tinggal di rumah kontrakan di Kelurahan Jurumidi, Kota Tangerang, bersama istri dan seorang anak berusia enam bulan harus gigit jari, memikirkan nasibnya ke depan seperti apa.

Pasalnya, dia tidak punya pilihan lagi selain berdiam diri di Kota Tangerang lantaran akses ke kampung halaman istrinya di Pandeglang sudah tertutup.

Arif mengatakan pernah mencoba nekat pulang kampung ke Pandeglang, tetapi tak bisa lantaran penjagaan ketat dari aparat yang tak mengizinkan dia pulang kampung.

"Jalannya ditutup, Pak (kalau mudik). Saya sudah mau coba ke Pandeglang, rumah istri saya, jalannya ditutup," tutur Arif.

Baca juga: Kisah Gagal Mudik Korban PHK, Cari Peluang Agar Bisa Pulang

Dengan nada tertawa kecil, Arif hanya mengatakan sudah saatnya dia dan keluarganya menghadapi kenyataan dengan senyuman.

"Saat ini tetap berjuang dan bersabar dalam senyuman aja," kata dia sembari tertawa.

Arif bukanlah satu-satunya yang memiliki kepastian masa depan yang suram di tengah Covid-19 ini.

Arif bercerita, banyak temannya yang ikut terkena PHK khawatir dengan mata pencarian yang kian tak pasti.

Baca juga: Dampak Pandemi Covid-19, Hampir 500.000 Pekerja di Jakarta Terkena PHK

Sebagian dari mereka mengadu nasib di jalanan menjadi ojek online meskipun Kota Tangerang berstatus PSBB.

Sebagian lainnya mencoba peruntungan, melamar sana-sini, tetapi tak ada tempat yang menerima.

"Sebagian dari teman-teman saya dan saya sendiri terus terang mengalami krisis ekonomilah," ujar Arif.

"Mereka mengeluhkan anyep-anyep mulu. Ada teman-teman saya yang mencari kerja juga, cuma kendala enggak dapat-dapat juga, karena kawan-kawan rata-rata mengalami kesulitan masalah Covid-19," ujar dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com