Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

52 Penjahit di Jakpus Produksi Masker Kain untuk Program Pemprov DKI

Kompas.com - 04/05/2020, 21:47 WIB
Tria Sutrisna,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 52 penjahit di Jakarta Pusat diberdayakan untuk mengerjakan masker kain yang akan dibagikan gratis oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Kepala Suku Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah (PPKUKM) Bangun Richard Hutagalung menjelaskan bahwa hal tersebut dilakukan untuk membantu mereka mendapatkan penghasilan tambahan pada masa pandemi Covid-19.

"Ada 52 penjahit IKM binaan Sudin PPKUKM dari 8 Kecamatan yang berpartisipasi," ujar ketika dihubungi Kompas.com, Senin (4/5/2020).

Baca juga: Begini Tata Cara Penggunaan Masker Kain Sesuai Anjuran Pakar...

Richard menjelaskan bahwa mereka sudah dilibatkan dalam pengerjaan 20 juta masker kain gratis sejak 17 April 2020.

Hingga saat ini, 52 penjahit itu sudah mengerjakan sekitar 26.750 masker kain yang nantinya akan kumpulkan dan diserahkan kepada Pemerintah Provinsi DKI.

"Itu dikerjakannya di masing-masing lokasi penjahit. Lumayan juga untuk menambah penghasilan mereka ditengah pandemi covid 19 ini," ungkapnya.

Baca juga: Riset Buktikan Ini Kain Terbaik untuk Membuat Masker Kain

Nantinya, upah yang didapatkan para penjahit akan dibayarkan sesuai dengan jumlah masker yang diselesaikan dan dilaporkan Dinas PPKUKM DKI Jakarta.

Richard tidak dijelaskan berapa upah yang diberikan untuk satu masker yang dikerjakan para penjahit tersebut

"Dibayarkan berdasarkan jumlah masker yg selesai dikerjakan. Kami lapor ke Dinas PPKUKM kemudian pihak Dinas yang transfer upahnya ke masing-masing penjahit IKM binaan," ungkapnya.

Richard menambah bahwa pihaknya tidak memberikan target waktu dan jumlah masker yang harus diselesaikan oleh para penjahit.

Jumlah masker yang dikerjakan, kata dia, disesuaikan dengan kecukupan bahan yang dipasok oleh pemerintah provinsi kepada 52 penjahit tersebut.

"Target untuk Sudin PPKUKM Jakarta Pusat sendiri belum tahu, tergantung dropingan bahan dari Dinas," ujar ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPRD Minta Pemprov DKI Beri Edukasi Standar Kesehatan ke Juru Sembelih Hewan Kurban

DPRD Minta Pemprov DKI Beri Edukasi Standar Kesehatan ke Juru Sembelih Hewan Kurban

Megapolitan
Kasus Ibu Muda Cabuli Anaknya Sendiri, Polda Metro Jaya Periksa Suami Tersangka

Kasus Ibu Muda Cabuli Anaknya Sendiri, Polda Metro Jaya Periksa Suami Tersangka

Megapolitan
Polda Metro Periksa Kejiwaan Ibu Muda yang Cabuli Anak Kandungnya

Polda Metro Periksa Kejiwaan Ibu Muda yang Cabuli Anak Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Pemeras Penjual Ayam Goreng di Palmerah Ternyata Juru Parkir Liar

2 Pria Pemeras Penjual Ayam Goreng di Palmerah Ternyata Juru Parkir Liar

Megapolitan
Ganggu Pejalan Kaki, Pedagang Hewan Kurban di Trotoar Johar Baru Pindah Lapak

Ganggu Pejalan Kaki, Pedagang Hewan Kurban di Trotoar Johar Baru Pindah Lapak

Megapolitan
Polisi Tangkap 2 Pria Pemeras Penjual Ayam Goreng di Palmerah

Polisi Tangkap 2 Pria Pemeras Penjual Ayam Goreng di Palmerah

Megapolitan
Istri dan Tetangganya Keracunan Setelah Makan Nasi Boks, Warga Cipaku: Alhamdulillah, Saya Enggak...

Istri dan Tetangganya Keracunan Setelah Makan Nasi Boks, Warga Cipaku: Alhamdulillah, Saya Enggak...

Megapolitan
Nasi Boks yang Dibagikan 85 Kotak, tetapi Korban Keracunan di Bogor Ada 93

Nasi Boks yang Dibagikan 85 Kotak, tetapi Korban Keracunan di Bogor Ada 93

Megapolitan
Kasus Dugaan Penggelapan Uang oleh Suami BCL Tiko Aryawardhana Naik ke Penyidikan

Kasus Dugaan Penggelapan Uang oleh Suami BCL Tiko Aryawardhana Naik ke Penyidikan

Megapolitan
Korban Diduga Keracunan Makanan di Cipaku Bogor Mengeluh Nyeri Lambung, Diare hingga Demam

Korban Diduga Keracunan Makanan di Cipaku Bogor Mengeluh Nyeri Lambung, Diare hingga Demam

Megapolitan
UPTD PPA Tangsel Periksa Kondisi Balita yang Dicabuli Ibu Kandungnya

UPTD PPA Tangsel Periksa Kondisi Balita yang Dicabuli Ibu Kandungnya

Megapolitan
Balita Korban Pencabulan Ibu Kandung di Tangsel Dibawa ke Rumah Aman UPTD PPA

Balita Korban Pencabulan Ibu Kandung di Tangsel Dibawa ke Rumah Aman UPTD PPA

Megapolitan
Tiga Periode di DPRD, Mujiyono Didorong Demokrat Maju Pilkada DKI Jakarta 2024

Tiga Periode di DPRD, Mujiyono Didorong Demokrat Maju Pilkada DKI Jakarta 2024

Megapolitan
Tetangga Sebut Ayah dari Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Ikut Menghilang

Tetangga Sebut Ayah dari Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Ikut Menghilang

Megapolitan
Semrawutnya Kabel di Jalan Raya Semplak Bogor Dikhawatirkan Memakan Korban

Semrawutnya Kabel di Jalan Raya Semplak Bogor Dikhawatirkan Memakan Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com