Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Depok Diminta Pantau Kondisi Kesehatan dan Finansial Tetangga Selama Pandemi

Kompas.com - 06/05/2020, 11:29 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok, Mohammad Idris, meminta para warganya dengan dipimpin ketua RT masing-masing untuk menjalankan Program Peduli Terhadap Tetangga atau Nyaba Tetangga Online.

Idris meminta warga menyapa tetangga untuk mengetahui kondisinya sehat atau butuh bantuan.

Permintaan Idris itu dibakukan melalui Instruksi Wali Kota Depok Nomor 3 Tahun 2020 yang ia rilis Selasa (5/5/2020) kemarin.

Mekanisme Program Nyaba Tetangga Online dimulai dari ketua RT membuat grup di media sosial yang melibatkan seluruh warga yang berdomisili di lingkungannya.

"Dalam media sosial tersebut, setiap hari ketua RT atau pengurus menanyakan kondisi warganya, atau masing-masing warga dapat menyapa tetangganya secara pribadi," tulis Idris.

Idris berharap, sapaan terhadap tetangga itu bisa jadi metode pemantauan untuk mengetahui ada warga yang sakit. Jika ada yang sakit bisa segera ditanyakan gejalanya dan kebutuhannya terkait penanganan dokter.

"Jika menunjukkan gejala terkena Covid-19 (panas tinggi, batuk, sesak napas), segera laporkan ke Ketua Satgas Kampung Siaga Covid-19 dan Ketua Satgas Kampung Siaga Covid-19 segera melaporkan warganya itu ke puskesmas untuk mendapatkan penanganan," ujar Idris.

Di samping memantau kesehatan tetangga, program itu diharapkan dapat memantau kondisi finansial warga yang boleh jadi terpukul karena PSBB (pembatasan sosial berskala besar).

"Tetangga terdekat yang memiliki kelebihan rezeki baik uang atau makanan segera berbagi dengan tetangga yang membutuhkan," tulis Idris.

"Melaporkan warga yang membutuhkan bantuan secara ekonomi kepada Ketua Satgas Kampung Siaga Covid-19, untuk ditindaklanjuti," tambahnya.

PSBB di Depok telah berlangsung tiga pekan sejak 15 April 2020 tetapi belum begitu signifikan menekan penularan Covid-19.

Data terbaru hingga Selasa kemarin, sudah terdapat 316 kasus positif Covid-19 di Depok, 47 di antaranya dinyatakan sembuh, sementara 20 lainnya meninggal dunia.

Angka kematian itu belum menghitung kematian 55 suspect/PDP (pasien dalam pengawasan) yang sejak 18 Maret 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com