BOGOR, KOMPAS.com - Badan Intelijen Negara (BIN) bersama Badang Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar rapid test atau tes cepat terhadap kurang lebih 500 pedagang dan pengunjung di kawasan Pasar Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat , Senin (11/5/2020).
Ini merupakan kali kedua pelaksanaan rapid test dilaksanakan di kawasan tersebut setelah sebelumnya Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menggelar kegiatan serupa di lokasi yang sama.
Staf Khusus Kepala Badan Intelijen Negara Mayor Jenderal (Purn) Neno Hermiano mengatakan, kegiatan itu dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, terutama di pusat keramaian.
Baca juga: Pemkot Bogor Usulkan Perpanjang Masa PSBB untuk Periode Ketiga
Neno mengungkapkan, jika dalam hasil rapid test ini diketahui ada yang positif, maka selanjutnya akan dilakukan test swab PCR.
"Tim ini bergerak dari satu tempat ke tempat lain, khususnya untuk menjangkau wilayah-wilayah tempat keramaian. Tujuannya untk memutus rantai Covid," ucap Neno.
Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, berdasarkan hasil analisa, episentrum dengan resiko penyebaran virus corona tertinggi terjadi di kawasan pasar dan stasiun.
Sebab itu, pemerintah daerah akan terus melakukan secara masif pelaksanaan rapid mau swab test di dua lokasi tersebut.
Baca juga: Jenazah Terlilit Sarung di Rumah Penyekap Ibu Muda di Bogor Sudah Dikubur Lebih dari Sebulan
"Hari ini sangat berterima kasih sekali karena dibantu oleh BIN untuk melakukan rapid test dan ditindaklanjuti dengan swab apabila ada indikasi reaktif. Ini akan kita lakukan rutin," ungkap Bima.
Bima menyebut, masih adanya pelanggaran yang dilakukan seperti pengabaian social distancing dan banyaknya sektor usaha yang tidak dikecualikan masih beroperasi di kawasan pasar menjadi perhatian khusus.
Dirinya menilai, strategi untuk menangani Covid-19 adalah tergantung seberapa masif melakukan rapid dan swab test. Kedua, sambunya, seberapa cepat mendapat hasilnya.
"PSBB tidak ada artinya kalau tidak diimbangi dengan tes massal. Rapid test tidak bisa berdiri sendiri korelasinya, validasinya tidak seakurat swab," kata Bima.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.