Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusak Tanda Peringatan karena Buka saat PSBB, Pemilik Toko Sepeda di Depok Dipolisikan

Kompas.com - 14/05/2020, 13:53 WIB
Vitorio Mantalean,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi


DEPOK, KOMPAS.com - Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Depok, Lienda Ratnanurdianny mengaku telah melaporkan pemilik toko sepeda di bilangan Pancoran Mas, tepatnya di Jalan Arif Rahman Hakim, ke Polres Metro Depok.

Pemilik toko sepeda dilaporkan karena merusak stiker peringatan Satpol PP beberapa hari setelah toko itu ketahuan beroperasi di tengah pelaksanaan PSBB.

"Itu waktu PSBB tahap kedua (29 April-12 Mei 2020). Kami melaporkan perusakan stiker peringatan untuk tutup sementara," ujar Lienda kepada Kompas.com, Kamis (14/5/2020).

Baca juga: Satpol PP Segel Toko Perlengkapan Bayi di Bintaro yang Langgar Protokol PSBB

Ia berujar, perusakan itu terpantau ketika anggotanya sedang patroli.

Mereka kemudian mendapati toko sepeda yang sudah diberikan peringatan dan ditandai dengan stiker rupanya tetap buka, sedangkan stiker peringatan Satpol PP sudah lenyap.

"Itu punya kami. Kenapa dicopot? Kenapa dibuang? Sudah kami buat LP (laporan polisi)," ujar Lienda.

Ia kemudian mengutip ketentuan-ketentuan sektor usaha yang diizinkan pemerintah tetap beroperasi selama PSBB.

Lienda beranggapan, pemerintah hanya mengizinkan sejumlah sektor usaha tetap beroperasi karena memegang peranan penting dan mendesak untuk memenuhi kebutuhan pokok warga.

"Selain yang dikecualikan kan tidak beroperasi. Kenapa? Supaya tidak berpotensi membuat kerumunan, sehingga warga hanya keluar buat memenuhi kebutuhan pokok," kata dia.

"Sepeda kan enggak pokok. Bisa ditunda, bisa lewat online," tambah Lienda.

Dalam laporannya ke polisi, Satpol PP Depok menganggap bahwa pemilik toko sepeda itu sudah melanggar ketentuan Pasal 232 KUHP tentang perusakan pemberitahuan dan penyegelan.

"Itu ancamannya bisa 3,5 tahun dan Rp 500 juta," ungkap Lienda.

"Saya berharap kita saling menghargai lah. Kami bertugas. Jangan sampai peringatan yang sudah kami pasang malah dirusak," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com