Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data ACT, Banyak Warga Kelas Menengah Juga Minta Bantuan karena Terdampak Pandemi Covid-19

Kompas.com - 15/05/2020, 16:07 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Organisasi nirlaba, Aksi Cepat Tanggap (ACT) menemukan pandemi Covid-19 juga berdampak pada masyarakat kelas menegah, bukan hanya kelompok miskin.

Oleh karena itu, kedua kelompok masyarakat tersebut membutuhkan bantuan sosial.

Temuan tersebut berdasarkan laporan permintaan bantuan yang diterima ACT selama pandemi Covid-19.

Pasalnya, ACT membuka hotline penerimaan bantuan sosial. Faktanya, sebagian pemohon merupakan masyarakat kelompok kelas menengah.

Baca juga: Terdampak Covid-19, Warga Bisa Dapatkan Pangan Gratis, Hubungi Humanity Careline di 08001165228

Hal itu diketahui dari latar belakang informasi hunian yang dilaporkan setiap pemohon.

"Kita memang temukan kondisi di mana sebenarnya sebagian yang menghubungi ke kita secara ekonomi kalau melihat dari tampilan struktur tempat tinggal, dia lebih baik. Istilahnya tidak menggambarkan sebuah kekumuhan atau kemiskinan yang akut," kata Humas ACT, Lukman Aziz saat dihubungi Kompas.com, Jumat (15/5/2020).

Lukman menyatakan, indikator kelompok menengah adalah masyarakat yang memiliki penghasilan di atas UMR DKI Jakarta.

Menurut Lukman, sebelum pandemi Covid-19, mereka mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Baca juga: Gandeng 1.000 Warteg di Jabodetabek, ACT Bagikan Makanan Gratis di Tengah Wabah Corona

Kendati demikian, penghasilan mereka menurun drastis selama pandemi karena banyak masyarakat kelompok menengah yang diputus hubungan kerja (PHK) oleh perusahaan.

"Ternyata memang mereka mengalami kekurangan karena pertama mereka mengalami PHK, secara ekonomi tadinya bisa menghidupi dirinya, keluarganya, tapi setelah PHK dia menjadi data kemiskinan yang sifatnya dinamis," ujar Lukman.

"Kalau yang (kemiskinan) statis kita sudah tau bahwa kemiskinan sudah cukup banyak, data BPS pun sudah menyebutkan itu," sambungnya.

Menurut Lukman, tidak ada perbedaan pembagian bantuan terhadap masyarakat kelompok bawah dan kelompok menengah dari pihak ACT.

Baca juga: Merasa Salah Sasaran, Warga Pasar Rebo Kaget Dapat Paket Bansos Pemprov DKI

Selama pendistribusian bantuan, ACT tidak melihat latar belakang masyarakat.

ACT sebelumnya meluncurkan program humanity careline atau layanan pangan gratis bagi masyarakat di tengah pandemi covid-19 yang bertempat di Wakaf Distribution Center, Gunung Sindur, Bogor, dua pekan lalu.

Program berbasis telepon ini sebagai layanan penyedia bahan pangan berupa beras untuk warga Jabodetabek.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com