Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Mengajar Kembali di Sekolah, Guru di Kota Bekasi Akan Jalani Rapid Test

Kompas.com - 02/06/2020, 11:07 WIB
Cynthia Lova,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bekasi berencana menerapkan skema new normal atau kenormalan baru pada sektor pendidikan saat memasuki tahun ajaran baru 2020/2021.

Kepala Dinas Pendidikan Inayatullah mengatakan, nantinya guru-guru akan mengikuti rapid test sebelum mulai mengajar.

“Iya sebelum mengajar, bisa rapid test secara acak guru-guru. Ada 12.000 guru di Bekasi bisa kita sampling yang dites nantinya,” ujar Inay saat dikonfirmasi, Selasa (2/6/2020).

Baca juga: Begini Skema Penerapan New Normal di Sekolah saat Tahun Ajaran Baru di Bekasi

Pemeriksaan tersebut untuk mencegah penyebaran Covid-19, sehingga dipastikan guru yang mengajar di sekolah adalah guru-guru bebas dari Covid-19.

Sebab, selama proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, gurulah yang paling banyak beraktivitas dengan para siswa.

“Jadi harus dipastikan dulu sehat gurunya,” kata Inay.

Sementara dalam Kepwal Kota Nomor 420/Kep.346-Disdik/V/2020 tentang protokol pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dalam ruang kelas pada masa new normal, guru-guru yang memiliki obesitas, diabetes, penyakit jantung, paru, dan pembuluh darah, kehamilan, kanker, daya tahan tubuh lemah atau menurun tidak disarankan untuk mengajar di sekolah.

Guru yang memiliki penyakit bawaan tersebut nantinya dapat diberikan opsi work from home dengan surat keterangan dari dokter.

Selain itu, guru-guru yang tinggal di zona merah disarankan bekerja di lokasi sekolah dekat tempat tinggalnya.

Inay mengatakan, aturan protokol manajemen dari sekolah tersebut masih dalam tahap sosialiasi ke guru-guru dan orangtua murid.

“Yang jelas kami sedang menyiapkan protokol pencegahan Covid, jadi pas masuk sekolah entah kapan yang penting kita sudah siap, kita sosialisasikan dulu,” ucap dia.

Terkait waktu proses belajar mengajar saat new normal, Inay mengatakan, masih menunggu keputusan dari Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi yang bertugas sebagai Kepala Gugus Tugas Kota Bekasi.

Ia mengatakan, nantinya keputusan jadwal proses belajar mengajar di sekolah melihat perkembangan Covid-19 di Kota Bekasi.

“Nah iya, belum tahu kapan, menunggu arahan Kepala Gugus Tugas, tapi yang jelas tahun ajaran baru itu tanggal 13 Juli, sekarang kita nyiapin infrastrukturnya dulu, protokolnya kita siapkan. Kan itu ada SOP-nya, langkah-langkahnya, kalau sudah siap baru (mulai sekolah),” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com