Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Tangerang Datangkan Dua Alat Tes Deteksi Covid-19

Kompas.com - 03/06/2020, 18:24 WIB
Singgih Wiryono,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Tangerang mendatangkan dua alat tes Covid-19 di masa perpanjangan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Tangerang Raya.

Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah mengatakan, dua alat yang didatangkan tersebut adalah alat tes cepat molekular (TCM) dan alat tes PCR atau polymerase chain reaction.

"Untuk TCM hasilnya bisa lebih cepat dibandingkan PCR," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (3/6/2020).

Baca juga: Percepat Tes Covid-19, Pemerintah Datangkan Lagi 6.300 Cartridge Mesin TCM

Arief menjelaskan, meskipun alatnya sudah tersedia, saat ini alat tes PCR tidak bisa dimaksimalkan karena reagen atau cairan kimia untuk tes PCR yang dimiliki sangat terbatas.

"Untuk sekarang kami cuma memiliki 311 reagen, yang diprioritaskan untuk pasien yang saat ini berstatus positif," kata dia.

Arief mengatakan, data terakhir perkembangan kasus Covid-19 di Kota Tangerang sebanyak 133 pasien dinyatakan masih dirawat.

Baca juga: 55,5 Persen Pasien Covid-19 di Kota Tangerang Telah Sembuh

Untuk itu, kata Arief, reagen yang tersedia akan diprioritaskan untuk mereka yang saat ini dalam perawatan untuk dilakukan tes PCR.

Arief mengatakan sudah menganggarkan sebanyak 1.000 pengadaan reagen yang nantinya akan digunakan untuk alat PCR dan TCM tersebut.

"Tapi karena jumlahnya terbatas mungkin aka diprioritaskan untuk warga Kota Tangerang (saja)," ujar Arief.

Namun, kata Arief, tidak menutup kemungkinan apabila jumlah reagen bisa ditingkatkan maka akan diberikan keluasan untuk masyarakat yang bukan dari Kota Tangerang saja.

Baca juga: Masifkan Pemeriksaan Virus Corona, Gugus Tugas Masih Terus Datangkan Reagen

Sebelumnya Arief juga mengeluhkan perihal lambatnya hasil tes PCR dari pemerintah pusat sehingga pengendalian Covid-19 di Kota Tangerang terkesan lambat.

Dia sempat mengadukan lambatnya hasil tes tersebut ke Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendi agar diberikan alat tes PCR sendiri.

"Saya minta pak Muhadjir, coba kalau di daerah yang ada kasus lebih dari 25 atau 30 seperti di Tangerang kasusnya banyak, tolong diberikan alat karena kami kesulitan (mendata kasus baru)," kata dia, Rabu (27/5/2020).

Pasalnya, kata Arief, hasil tes pasien baru bisa diketahui paling cepat sembilan hari setelah dilakukan tes swab dan dikirim ke pemerintah pusat.

Kemungkinan besar pasien yang tidak mendapatkan informasi status secara cepat bisa melakukan riwayat kontak dengan orang lain.

"Dia akan ke mana-mana dan bisa menularkan yang lain, itu jadi masalah," kata Arief.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang Sejak 9 April 2024

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang Sejak 9 April 2024

Megapolitan
Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran 'Saudara Frame', Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran "Saudara Frame", Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Megapolitan
Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Megapolitan
JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

Megapolitan
Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Megapolitan
Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com