TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Tangerang Selatan menyemprotkan bahan kimia ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang, Serpong, Tangerang Selatan, pada Jumat (5/6/2020).
Kepala Damkar Kota Tangsel Uci Sanusi mengatakan, penyemprotan bahan kimia dilakukan guna mengurangi aroma tak sedap dari sampah yang saat ini sedang dikeruk dari Sungai Cisadane setelah terjadinya longsor dua pekan lalu.
"Iya kita lakukan penyemprotan jam 14.30 WIB. Untuk jenis cairan kimia apa kurang tahu pasti, karena kita hanya perbantukan tenaga dan unit. Tapi efektif, artinya begitu disiram sampah yang kena siram itu bisa mengurangi bau," kata Uci saat dihubungi Kompas.com, Jumat.
Baca juga: Longsornya TPA Cipeucang yang Buat Bau Sampah Menyengat Sampai ke Kawasan BSD...
Uci menjelaskan, setidaknya ada empat unit mobil dengan kapasitas masing-masing 3.000 liter yang dikerahkan untuk penyemprotan.
Dalam satu unit tersebut telah dicampurkan tiga jeriken cairan kimia untuk menghilangkan bau sampah.
"Kami belum tahu sampai sejauh mana kami dibutuhkan. Jika dikatakan cukup ya kami sudahi. Tapi selama Dinas terkait membutuhkan tenaga dan unit kami siap membantu," kata Uci.
Sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup Tangerang Selatan membenarkan bahwa aroma tidak sedap yang tercium di sejumlah kawasan Serpong merupakan dampak dari longsoran sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Cipeucang.
Baca juga: TPA Cipeucang Longsor, Tangsel Minta Bantuan Kabupaten Tangerang untuk Tampung Sampah
"Memang betul ada kaitannya dengan TPA Cipeucang. Saya dari Nusa Loka, dari perumahan-perumahan pada telepon ke saya, beberapa kawasan bau memang dari sore sampai malam ini," Sekretaris Dinas LH Tangerang Selatan Yepi Suherman ketika dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (31/5/2020) malam.
Menurut dia, hal itu merupakan dampak dari pengerukan sampah yang menutupi Sungai Cisadane pascalongsornya turap penahan TPA.
Pada saat proses pengangkatan ke darat, gas metana dari tumpukan sampah tersebut keluar dan tertiup ke kawasan sekitar.
"Tadi saya cek ke lapangan memang si sampah yang longsor itu kan lagi dikeruk, diangkut ke darat. Otomatis akan terus mengungkap gas metana, masih terus keluar gas metana nya," ungkapnya.
Yepi mengatakan, saat ini pihaknya sudah meminta kepala UPT Cipeucang mengganti cairan kimia yang digunakan untuk menahan bau gas metana.
Mungkin itu kurang begitu efektif untuk menghilangkan bau. Malam ini kita akan coba pakai obat, bahan kimia yang semacam beraroma karbol, jadi enggak terlalu berbau asam," kata Yepi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.