Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penumpang Ojol Bawa Helm Sendiri Saat PSBB Transisi

Kompas.com - 09/06/2020, 10:54 WIB
Tria Sutrisna,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ojek online (ojol) dan ojek konvensional di Jakarta telah diperbolehkan untuk mengangkut penumpang pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.

Meski begitu, para pengemudi ojek harus menerapkan protokol kesehatan selama beroperasi guna mencegah penularan Covid-19.

Bersamaan dengan itu, perkantoran juga sudah mulai dibuka dan beroperasi sejak Senin (8/6/2020) kemarin.

Sejumlah karyawan yang sebelumnya bekerja dari rumah atau work from home kini kembali berangkat ke kantor. Beberapa dari mereka memanfaatkan jasa ojek online.

Baca juga: PSBB Transisi Jakarta, Aturan Ganjil Genap Tak Berlaku bagi Ojol

Pernita Hustin Untari (25) contohnya, karyawan swasta di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat.

Dia menyambut baik ojek online diizinkan untuk mengangkut penumpang lagi. Hal itu mempermudah dia beraktivitas.

"Ojol boleh angkut penumpang itu kabar baik yang pasti, karena mempermudah sekali. Apalagi kan sekarang sudah mulai masuk kantor," kata Pernita kepada Kompas.com, Selasa (9/6/2020).

Dia memilih menggunakan ojek online karena relatif lebih aman dan cepat dibandingkan transportasi lain seperti kereta rel listrik (KRL).

Di sisi lain, ongkos yang dikeluarkan juga lebih murah.

"Alternatif lain itu ya naik KRL, karena Gocar berkali-kali lipat (tarifnya). Boros. Tapi naik KRL juga lebih merasa enggak aman sih, karena ramai orang dan saya harus jalan kaki ke stasiun," ungkapnya.

Terkait adanya protokol kesehatan yang wajib diterapkan, Pernita mengatakan bahwa para pengemudi ojek online sudah menggunakan masker dan sarung tangan, serta mengimbau penumpang membawa helm pribadi.

"Sudah pada pakai masker, sarung tangan, sama ditanyain bawa helm sendiri apa engga. Mereka si tetap bawa, cuma karena saya bawa sendiri, saya pakai yang saya bawa," ungkapnya.

Namun, Pernita merasa kecewa karena ojek online masih belum menggunakan partisi atau pembatas antara penumpang dan pengemudi.

Protokol Kesehatan Naik Ojek OnlineKOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Protokol Kesehatan Naik Ojek Online

Menurut dia, pembatas itu bisa menambah rasa aman untuk penumpang karena kontak fisik dengan pengemudi akan berkurang.

"Jadi kayak enggak ada perbedaan apa-apa, enggak ada pembatas yang ramai diperbincangkan itu. Jadi ya saya lebih hati-hati aja, pake masker sama cuci tangan atau pake hand sanitizer," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com