JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia, Pandu Riono, mengapresiasi langkah Pemprov DKI Jakarta menggencarkan tes dan melacak kontak (contact tracing) kasus Covid-19.
Pandu menyebutkan, gencarnya pelacakan dan tes terhadap orang-orang yang pernah berkontak dengan pasien positif Covid-19 sebelumnya diterapkan di Surabaya, Jawa Timur, sehingga temuan kasus Covid-19 tinggi di sana.
Temuan satu pasien positif Covid-19, menurut dia, harus segera disusul dengan melacak kontak sebanyak mungkin.
Idealnya, pemerintah memetakan 30 orang lain dari setiap 1 orang pasien positif Covid-19.
Baca juga: Lacak Kasus Baru Covid-19, Puskemas Gambir Lakukan Tes Swab di Lima Pasar
"Pak Anies (Baswedan, Gubernur DKI Jakarta) kalau tidak salah meminta agar contact tracing dinaikkan targetnya. Begitu ada kasus baru konfirmasi, ditelusuri kena dari siapa saja ketemu dengan siapa saja, 20-30 orang," ujar Pandu ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (11/6/2020).
"Kalau tracing (pelacakan) dan testing (pemeriksaannya) tinggi banget, bagus. Makanya akan banyak ketemu. Seperti Surabaya, banyak ketemu, terus diisolasi, lalu ketemu (kasus lain), isolasi (lagi)," ungkap dia.
Menurut pakar statistik epidemiologi itu, masifnya pelacakan kontak dan pemeriksaan sudah selayaknya dilakukan di Jakarta.
Jakarta, sebut Pandu, memiliki kapasitas laboratorium yang jauh lebih baik ketimbang wilayah lain.
"DKI juga kan uangnya banyak. Ada biaya operasionalnya untuk puskesmas-puskesmas mereka terus bergerak," kata dia.
Baca juga: Mulai 15 Juni, Pasar di Jakarta Terapkan Sistem Ganjil Genap untuk Cegah Covid-19
Pemprov DKI Jakarta menargetkan 2.230 pemeriksaan Covid-19 dengan metode polymerase chain reaction (PCR) tiap hari.
Pemeriksaan dengan metode PCR itu bertujuan untuk menelusuri (tracing) kasus-kasus baru positif Covid-19.
Target pemeriksaan PCR itu ditujukan bagi puskemas-puskesmas melalui Surat Edaran Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Nomor 94/SE/2020 tentang Active Case Finding Covid-19.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.