Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riwayat Tanah Abang, Pasar Kambing yang Kini Jadi Pusat Tekstil Terbesar di Asia Tenggara

Kompas.com - 21/06/2020, 16:17 WIB
Singgih Wiryono,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, dikenal sebagai pusat tekstil grosir terbesar di Asia Tenggara.

Siapa sangka, dahulu, tempat penjualan tekstil itu merupakan pasar tempat berjualan kambing.

Penulis Abduh Chaer dalam bukunya yang berjudul Tenabang Tempo Doeloe mengatakan, Pasar Tanah Abang merupakan pasar kambing dari abad 18 hingga 1950 silam.

Pasar Tanah Abang menjadi pasar kambing karena lokasinya yang dekat dengan Kali Krukut.

Para pedagang dengan mudah membersihkan olahan dan kotoran kambing menggunakan air sungai.

"Penempatan pedagang kambing di sini memang tepat karena segala kotoran kambing mudah dibersihkan dengan memanfaatkan air sungai," tulis Chaer.

Baca juga: Harmoni Club di Kawasan Gedung Setneg, Tempat Pesta dan Saksi Glamornya Kehidupan Bangsawan Belanda

Dahulu, Tanah Abang dipenuhi orang-orang suku Betawi yang pandai menyembelih hingga menguliti kambing.

Itulah sebabnya, banyak orang yang suka membeli kambing di Pasar Tanah Abang. Mereka bisa memilih untuk membeli kambing hidup atau meminta langsung disembelih untuk dibawa pulang dagingnya.

Sejarah keberadaan pasar kambing di Tanah Abang juga diceritakan oleh jurnalis senior Alwi Shahab dalam bukunya Batavia Kota Banjir.

Baca juga: Potret Pasar Senen Tempo Dulu, dari Kerajaan Toko hingga Siasat Menaklukkan Belanda

Alwi menulis, di tempat yang kini berdiri pertokoan itu, dahulu merupakan daerah perkebunan dan tempat untuk menggembalakan kambing.

Karena itu, tak heran bila Tanah Abang pernah menjadi tempat menjajakan hasil ternak kambing.

Sebelum menjadi pusat tekstil terbesar di Asia Tenggara, Tanah Abang juga pernah menjadi Markas Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI).

Baca juga: Cikal Bakal Menteng, Ambisi Belanda Punya Kota Taman di Batavia

Kawasan itu juga pernah menjadi tempat pelarian etnis Tionghoa dalam peristiwa pembataian tahun 1740.

Selain itu, Tanah Abang juga dikenal sebagai daerah kuburan atau tempat pemakaman.

"Begitu terkenalnya sebagai tempat pemakaman, sampai orang Belanda berseloroh: trug naar Tanah Abang, yang maksudnya kembali ke Tanah Abang masuk liang kubur," kata Alwi dalam bukunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com