Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Depok Lacak Kasus Covid-19 Jelang New Normal: Perbanyak Rapid Test

Kompas.com - 22/06/2020, 16:28 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Depok menerapkan kebijakan PSBB Proporsional sebagai transisi menuju new normal sejak 5 Juni 2020.

Meski demikian, kasus Covid-19 di Depok masih terus bertambah setiap harinya, begitu pun dengan jumlah OTG, ODP, dan PDP.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita mengakui bahwa pihaknya harus menggencarkan pelacakan dan pemeriksaan Covid-19 berbasis PCR sebagai konsekuensi pelonggaran PSBB.

Di Depok, alternatif yang dipilih ialah menggencarkan rapid test.

"Jumlah (rapid test) ya sebatas berapa data yang ada. Itu yang kami rapid," kata dia kepada Kompas.com, Senin (22/6/2020).

"Strateginya (menjelang new normal) ya (memperbanyak) rapid test, dilanjut dengan swab PCR, segera," kata Novarita.

Baca juga: Jumlah Kematian PDP 3 Kali Lipat Dibanding Pasien Positif Covid-19, Ini Komentar Pemkot Depok

Ia mengklaim bahwa proses pemeriksaan rapid test saat ini jauh lebih cepat. Ada orang yang terdeteksi berpeluang terjangkit Covid-19, maka rapid test bisa segera dilakukan.

Hal ini berbeda jauh dengan situasi di bulan awal Covid-19 merajalela, kata Novarita, pihaknya harus menunggu ada banyak kasus dulu untuk bisa melakukan tes.

"Di tempat-tempat kerumunan juga misalnya pasar, stasiun, di terminal, kita juga rutin rapid massal. Pasar sudah ada 7," ujar dia.

"Kami masih keliling, belum semua rapid test. Ini ada santri yang mau balik ke pesantren, sekitar 200 atau 400 orang, kami lakukan rapid test," jelas Novarita.

Baca juga: Pemkot Depok Klaim Pemeriksaan Covid-19 Makin Cepat

Patut dicatat, jumlah tes Covid-19 yang mestinya diperbanyak adalah tes berbasis PCR karena hasilnya akurat.

Sebab, akurasi pemeriksaan Covid-19 menggunakan rapid test berbasis antibodi terbilang rendah dan hasilnya kerap mengecoh.

Di Depok, data hingga 19 Juni 2020, rapid test sudah digelar 20.199 kali. Sebanyak 871 di antaranya yang reaktif dan pasiennya kemudian dirujuk untuk tes PCR.

Ada 166 rapid test yang hasilnya invalid.

Baca juga: Pertama Kalinya Pemkot Depok Umumkan Jumlah Tes PCR, Rasionya Jauh di Bawah Standar WHO

Sementara itu, jumlah tes PCR di Depok masih jauh di bawah standar WHO. Novarita mengakui, saat ini pihaknya mampu melakukan sekitar 100 tes per hari merujuk kapasitas 3 laboratorium yang ada.

Dengan jumlah penduduk sekitar 2,2-2,3 juta jiwa, rasio tes PCR di Depok baru mencapai 300-310 orang per 1 juta penduduk sepekan.

Berdasarkan standar WHO, rasio tes PCR di suatu wilayah minimal 1.000 tes per 1 juta penduduk dalam sepekan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com