Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Bocah Jadi Korban Peluru Nyasar di Pademangan, Warga Sekitar Takut Beraktivitas

Kompas.com - 23/06/2020, 13:19 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Tertembaknya seorang bocah berinisial IA (11) di Pademangan, Jakarta Utara, mengakibatkan timbulnya kekhawatiran warga sekitar.

Hal itu diungkapkan oleh Gatot Sudarto, kakek dari IA.

"Saya sangat khawatir, berhubung kami itu orang awam, nah bagaimana ini bisa terungkap," kata Gatot saat dihubungi Kompas.com, Selasa (23/6/2020).

Baca juga: Sedang Bermain, Bocah 11 Tahun di Pademangan Tiba-tiba Terkena Peluru Nyasar

Belum terungkapnya pelaku yang menembakkan peluru liar itu membuat masyarakat khawatir bisa jadi korban peluru nyasar selanjutnya.

"Ini kan orang jadi enggak bisa ke mana-mana," ujar Gatot.

Adapun IA tertembak peluru nyasar saat sedang bermain bersama teman-temannya di pinggir Sungai Ciliwung.

Baca juga: 5 Fakta Dugaan Peluru Nyasar Saat Razia BNN, Terdengar Letusan Berulang Kali hingga Kesaksian Korban Salah Tembak

"Tiba-tiba si cucu saya itu merasa ada benda yang menabrak bagian punggung. Setelah itu teman-temannya bilang, jangan-jangan ditepuk setan," kata Gatot

Saat dicek, punggung sebelah kanan IA tampak berlubang dan luka. Kemudian punggung IA diberi perawatan oleh orangtuanya, tapi tetap saja mengeluarkan darah.

Keesokan harinya, luka IA semakin menjadi. Dia segera dibawa orangtuanya ke RSUD Koja untuk mendapatkan pengobatan.

Setelah dirontgen, pihak rumah sakit berhasil menemukan adanya benda serupa proyektil peluru bersarang di punggung IA.

Pihak RSUD pun langsung merujuk IA ke RS Polri Kramatjati.

"Menjelang malam itu dioperasi. Setelah dioperasi, benar itu ada pelurunya. Tapi anak saya tidak boleh lihat langsung, jadi sebatas dikasih tahu oleh dokter lewat gambar, difoto," ucap Gatot.

Saat ini kondisi IA sudah mulai membaik dan bisa kembali beraktivitas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com