JAKARTA, KOMPAS.com - Kuasa hukum John Kei, Anton Sudanto, membantah pernyataan polisi yang menyebutkan kliennya itu telah memerintahkan anak buahnya untuk membunuh Nus Kei.
"Tentu itu kami membantah (John Kei memerintahkan anak buahnya membunuh Nus Kei) karena tidak ada bukti sama sekali. Ini masih dalam penyidikan," kata Anton di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (23/6/2020).
Menurut Anton, polisi harus mengedepankan asas praduga tak bersalah selama proses penyidikan.
"Ada asas praduga tak bersalah, tidak boleh kita langsung menyalahkan seseorang sebelum ada kekuatan hukum yang tetap. Jadi, biarkanlah diuji dulu oleh penyidik, kita lihat nanti seperti apa perkembangannya," ungkap Anton.
Baca juga: Deretan Kasus yang Menyeret John Kei: Penganiayaan, Pembunuhan, hingga Rusuh di Nusakambangan
Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana sebelumnya mengatakan, John Kei memerintahkan anak buahnya untuk membunuh Nus Kei dan anggota Nus Kei berinisial ER karena kecewa atas pembagian uang hasil penjualan tanah yang tidak meratas.
Nus Kei disebut sebagai paman dari John Kei.
Perintah John Kei untuk membunuh Nus Kei itu, kata polisi, terungkap setelah polisi memeriksa ponsel anak buah John.
Anak buah John Kei kemudian menyerang dua lokasi berbeda untuk mencari keberadaan Nus Kei, yakni di kawasan Green Lake City, Cipondoh, Kota Tangerang dan di daerah Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, pada Minggu siang lalu.
Saat menyerang kawasan Green Lake City, anak buah John Kei melepaskan tujuh kali tembakan, merusak gerbang perumahan, dan mengacak-acak rumah Nus Kei. Satu orang petugas sekuriti perumahan mengalami luka karena ditabrak anak buah John Kei dan satu pengendara ojek online tertembak di bagian kaki.
Baca juga: Polisi Buru Anak Buah John Kei yang Lepaskan Tembakan di Green Lake City
Sementara itu, penyerangan di Cengkareng menyebabkan satu anak buah Nus Kei berinisial ER tewas dan satu orang lainnya terluka.
Polisi kemudian menangkap John Kei dan 29 anak buahnya di markas mereka di Jalan Tytyan Indah Utama X, Bekasi, Jawa Barat pada hari Minggu itu juga sekitar pukul 20.15 WIB.
Polisi menyita sejumlah barang bukti di markas kelompok John Kei di antaranya 28 buah tombak, 24 buah senjata tajam, 2 buah ketapel panah, 3 buah anak panah, 2 buah stik bisbol, dan 17 buah ponsel.
Kini, John Kei dan 29 anak buahnya ditetapkan sebagai tersangka kasus penyerangan, penganiayaan, dan pembunuhan berencana.
Mereka dijerat Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951, Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana, Pasal 169 KUHP, Pasal 170 KUHP, dan Pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman mati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.